Ibu Hamil di Bawah Usia 35 Tahun Beresiko Stroke  

Reporter

Editor

Sandra

Kamis, 3 November 2016 21:30 WIB

Ilustrasi ibu hamil. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kehamilan pada usia muda di bawah 35 tahun, dapat meningkatkan resiko stroke dibandingkan wanita yang tidak hamil pada usia yang sama. Penelitian ini menjelaskan, resiko stroke 2 kali lipat lebih tinggi terjadi pada wanita berusia 12 - 24 tahun. Resiko ini pun meningkat secara signifikan sebesar 60 persen pada wanita berusia 25 - 34 tahun selama kehamilan, atau masa nifas sampai enam minggu setelah melahirkan.

Penulis utama studi Dr Eliza C. Miller, dari Departemen Neurologi di Columbia University Medical Center (CUMC), New York, Amerika dan tim menerbitkan temuan mereka di JAMA Neurology. "Kehamilan pada wanita di bawah 35 tahun secara signifikan meningkatkan risiko stroke. Bahkan 1 dari 5 penderita stroke pada wanita berasal dari kelompok usia subur," tambah Miller. Hasil penelitian ini jauh berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa resiko stroke lebih tinggi pada wanita hamil yang usianya lebih tua daripada wanita yang lebih muda.

Setiap tahun di Amerika, sekitar 795.000 orang terkena stroke, dan 130.000 orang meninggal akibat stroke. Penelitian ini menunjukkan bahwa kehamilan dapat meningkatkan resiko stroke. Gestational diabetes, tekanan darah tinggi, dan perdarahan setelah melahirkan, merupakan faktor penyebab ibu hamil lebih rentan terhadap stroke.

Menurut Dr Miller dan rekan, stroke mempengaruhi sekitar 34 di setiap 100.000 kehamilan di Amerika Serikat, dan jumlah ini terus meningkat. "Peningkatan kasus stroke selama kehamilan merupakan fakta lebih baik wanita menunda kehamilan mereka sehingga dapat mengurangi risiko stroke," kata Joshua Z. Willey, Asisten Profesor di CUMC dan ahli saraf di Rumah Sakit New York-Presbyterian di Amerika Serikat.

Berdasarkan data rawat inap New York State Department of Health Statewide Planning and Research Cooperative System (SPARCS) para peneliti menemukan 19.146 wanita berusia 12-55 tahun dirawat di rumah sakit akibat stroke antara tahun 2003-2012. Sebanyak 797 (4,2 persen) wanita hamil atau baru melahirkan.

Para peneliti melihat kasus stroke pada wanita hamil dan tidak hamil dengan 4 kategori usia: 12-24 tahun, 25-34 tahun, 35-44 tahun, dan 45-55 tahun. Hasilnya, risiko stroke meningkat.

Terdapat 14 kasus stroke per 100.000 wanita hamil atau melahirkan berusia 12-24, sedangkan resiko stroke untuk wanita hamil atau melahirkan berusia 45-55 yang 46,9 per 100.000.

Namun, jika dibandingkan resiko stroke dengan wanita yang tidak hamil, tim menemukan wanita yang lebih muda risiko strokenya tinggi. "Namun, wanita hamil dan pasca melahirkan pada kelompok termuda dengan umur 12 – 24 tahun memiliki risiko 2 kali lipat menderita stroke dibandingkan wanita yang tidak hamil dengan usia yang sama.

"Kita perlu lebih banyak riset untuk lebih memahami penyebab stroke terkait dengan kehamilan, sehingga kita dapat melakukan identifikasi risiko stroke tertinggi pada wanita berusia muda dan mencegah terserang penyakit ini," kata Miller.

MEDICALNEWSTODAY | DINA ANDRIANI

Baca juga:
Pangkas Risiko Stroke dengan Rutin Makan Telur
Kesehatan Gigi Masyarakat Masih Memprihatinkan
Pilihan Makanan yang Cocok buat Penderita Asam Urat

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

2 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

6 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

15 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

15 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

22 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

24 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

24 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

24 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

25 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya