Irma Wulan Sari, Owner Norlive. Tabloidbintang.com
TEMPO.CO, Jakarta - Industri fashion kini tengah ramai digawangi anak-anak muda. Salah satu karya yang dihadirkan adalah batik yang dianggap mampu mencerminkan identitas bangsa. Untuk memperkenalkan batik kepada generasi muda, Norlive, sebuah merek fashion lokal yang digawangi anak muda kreatif dari Bandung dan Jakarta, siap mengembangkan bisnisnya di pasar domestik dan dunia. Bye-bye Makanan Olahan!
“Kami ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa anak-anak muda Indonesia memiliki karya kreatif di bidang fashion yang siap bersaing dengan pelaku industri fashion mancanegara. Kami ingin berkontribusi dengan menampilkan busana hasil kreasi anak muda Indonesia,” ujar Irma Wulan Sari, pemilik label Norlive.
Sebagai langkah awal, brand yang didominasi busana pria ini bakal menampilkan koleksinya dalam Indonesia Display Warehouse di Basel, Swiss, bekerja sama dengan Indonesia Display pada akhir tahun 2016. “Saat ini industri fashion memegang peranan penting dalam sektor ekonomi kreatif. Karena itu, kami mendukung dan tergerak untuk go international memperkenalkan batik ke mancanegara,” tutur Irma.
Koleksi fashion Norlive menghadirkan pakaian kasual, baik santai maupun formal, yang dikhususkan untuk kaum muda dengan usia 20-35 tahun. Konsep limited edition menjadi brand image dan strategi Norlive, sehingga mengutamakan eksklusivitas. Untuk harga, koleksi batik ini dibanderol mulai Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
37 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.