Chef Jamie Foy memperagakan cara memasak dengan menggunakan alat pemanggang di Mal Alam Sutera, Tangerang, 28 September 2016. TEMPO/Francisca
TEMPO.CO, Tangerang - Penghargaan Your Rising Star berhasil diraih chef asal Inggris, Jamie Foy, pada 2014, mengalahkan 400 kontestan lain. Jamie Foy menjadi pemenang kompetisi bergengsi yang digelar British Cookery itu lantaran unggul di bidang grilling atau memanggang. Karismanya mengutak-atik spatula semakin berpendar kala Jamie Foy memperoleh penghargaan emas dalam ajan South Tourism Awards 2014.
Tak berpuas diri menyabet pujian dan memanen pengakuan dari berbagai pihak, setahun setelahnya, penggemar klub bola Liverpool itu lantas mendirikan sekolah memasak pertama di Inggris. Hingga kini, bisnis yang berkembang di lini pendidikan tersebut terus berkembang. Bahkan 18 mitra tercatat telah bekerja sama dengannya.
Jamie Foy pernah berpikir bakal melebarkan sayap di bidang masak-memasak. Jamie Foy mengaku sempat tak sadar kalau punya talenta di bidang memanggang. “Aku hanya tertarik dengan makanan, terutama yang dimasak dengan teknik pembakaran. Aku juga sangat menyukai selai kacang,” kata Jamie Foy di Mal Alam Sutera, Rabu 28 September 2016.
Chef Jamie Foy saat memanggang menggunakan Weber di Living World, Mal Alam Sutera, Tangerang, Rabu 28 September 2016.
Pria 32 tahun ini menyukai aroma asap yang keluar dari penganan yang dibakar atau dipanggang di atas bara api. Asapnya, tutur Foy, wangi dan berbeda dengan makanan lain. Sensasi tersebut bisa memantik nafsu makan seseorang.
Itulah sebabnya dia jatuh hati dengan barbekyu. Jamie Foy lantas mencoba mengeksplorasi kegemarannya dengan berlatih memasak, khususnya menggunakan teknik memanggang. Dia memanfaatkan beragam olahan daging. Mulai daging ayam, sapi, hingga seafood. Berbagai jenis makanan dari sejumlah negara juga sudah dijajal. Sate—kuliner yang identik dengan budaya Indonesia—masuk salah satu daftar yang tak dilewatkan.
Ayam fillet panggang olahan Chef Jamie Foy. (TEMPO | FRANCISCA)
Saking gandrungnya dengan barbekyu, Jamie Foy sampai hafal betul durasi waktu yang tepat untuk memanggang daging sesuai dengan jenis dan ketebalannya. Ini dibuktikan saat dia memperagakan cara memanggang kepada wartawan. Menggunakan Weber, yakni alat pemanggang tertutup, ia tampak hanya memakai intuisi untuk memprediksi berapa lama daging bakal matang.
Benar saja, tak perlu bolak-balik melihat kondisi daging yang dipanggang, Jamie Foy cekatan menyiapkan bahan-bahan yang menjadi bumbu pelengkap hidangan. Kelihaiannya memanggang tanpa melihat langsung tampak. Jamie Foy hanya sekali membalik daging. Selanjutnya, tanpa ragu-ragu dan takut gosong atau kurang matang, dia mengangkat daging panggangannya dan meletakkan di piring saji. Voila! Hasilnya sempurna.