Pasangan Selingkuh tapi Pernikahan Harus Lanjut, Ini Caranya
Editor
Anisa Luciana pdat
Senin, 26 September 2016 18:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Siapa pun tidak ingin mendapati pasangannya melanggar janji setia. Rasa tidak percaya, marah, sedih, duka, sekaligus kehilangan, merupakan reaksi spontan saat mengetahui pasangan berselingkuh.
Pipi Ayu Ting Ting Tirus, Kenapa?
Bagi pihak yang dikhianati, seringkali luka hati akibat perselingkuhan bersifat permanen. Setidaknya butuh waktu hingga bertahun-tahun sebelum orang tersebut mampu memaafkan, meskipun sang pasangan telah berusaha menunjukkan perubahan.
Banyak orang yang ujung-ujungnya memilih bercerai sebagai solusi mengobati luka hati. Mereka berpendapat rumah tangganya tidak akan terasa sama setelah salah pasangan berkhianat. Sebab, rasa percaya dan komitmen telah hancur.
Namun, tidak sedikit juga orang yang ingin tetap mempertahankan bahtera rumah tangganya meski telah dikhianati pasangan. Lantas, bagaimana caranya? Apa yang harus dilakukan untuk bisa mempertahankan keutuhan keluarga setelah terjadi perselingkuhan?
Dalam bukunya yang berjudul The New Monogamy: Redefining Your Relationship After Infidelity, Tammy Nelson menjabarkan fase krisis adalah periode awal yang terjadi tepat setelah seseorang mengetahui pasangannya berselingkuh. “Pada fase ini, rasa shock karena dikhianati pasangan akan menggoyahkan percaya diri seseorang. Dia akan merasa segala sesuatu yang dipercayainya selama ini runtuh dan tidak ada artinya,” papar Nelson, seperti dikutip dari bukunya yang terbit pada 2013 itu.
Baca juga:
Anies Bisa Kalahkan Ahok? Ini 5 Hal Mengejutkan di Pilkada DKI
Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Sebakan Ahok Kalah
Tahapan ini paling sulit dihadapi. Namun, selama fase ini, pihak yang dikhianati harus tetap yakin bahwa dia akan mampu melalui cobaan tersebut. Dia harus percaya bahwa masa sulit akan berakhir dan dia bisa memasuki babak baru kehidupannya.
Selama fase ini, menurut Nelson, sebaiknya jangan gegabah membuat keputusan untuk mengakhiri hubungan. Lebih baik fokus pada diri sendiri dan keluarga, dan tahan dorongan untuk membuat keputusan besar untuk sementara waktu. Ketika suasana panas mulai mereda, ambillah waktu untuk berkontemplasi. Pikirkan dan pertimbangkan masak-masak apakah ingin mempertahankan hubungan atau mengakhirinya dan memulai hubungan monogami baru.
“Biasanya, setelah mengetahui perselingkuhan, seseorang akan sulit membayangkan masa depan yang lebih baik. Sebab, orang yang dipercayanya ternyata adalah orang yang menyakitinya. Dia akan merasa seolah-olah kehilangan segalanya,” kata Nelson. Pada saat itulah, dia akan berpikir bahwa hubungannya selama ini hanya memberikan rasa ketergantungan ketimbang kekuatan. Dia akan merasa sendiri dan kebingungan, serta berharap pasangannya adalah sosok yang sama seperti sebelum perselingkuhan terjadi.
Proses kesedihan tersebut adalah hal yang normal setelah kasus perselingkuhan. Pada proses ini, berbagai kondisi emosional akan tercampur aduk; mulai dari amarah, ketakutan, pengingkaran, hingga penerimaan kembali. Untuk memutuskan apakah pernikahan tetap harus dilanjutkan setelah perselingkuhan, pastikan kedua belah pihak sama-sama menyesal atas perselingkuhan yang terjadi. Berikan ruang untuk memetakan kemungkinan memperbaiki hubungan rumah tangga.
BISNIS
Baca juga:
Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Sebakan Ahok Kalah
Anies Bisa Kalahkan Ahok? Ini 5 Hal Mengejutkan di Pilkada DKI