Baby Blues Syndrome Membahayakan Ibu dan Bayi

Reporter

Minggu, 31 Juli 2016 14:10 WIB

Ilustrasi bayi tidur bersama ibunya. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Rasa sedih akibat depresi setelah melahirkan biasa disebut baby blues syndrome. Jika kondisinya semakin buruk, bisa meningkat menjadi postpartum depression syndrome, yaitu perasaan sedih dan gundah--terkadang tanpa sebab--para ibu muda yang baru saja melahirkan. Sindrom ini biasanya dialami di masa 14 hari pasca-melahirkan.

Sindrom ini terjadi karena tubuh sedang mengadakan perubahan fisik setelah melahirkan. Hormon-hormon dalam tubuh juga akan mengalami perubahan besar. Apalagi para ibu muda ini letih karena baru saja melalui proses persalinan yang melelahkan. "Ini gejala penyakit kejiwaan kompleks yang tidak berdiri sendiri," kata Noroyono Wibowo, dokter spesialis kandungan.

Ia menyebutkan, perasaan ini lebih banyak muncul pada ibu muda yang kurang memahami arti kehamilan dan memiliki seorang anak. Kondisi ini diperparah oleh kurangnya asupan nutrisi yang cukup saat hamil. Plus suami dan keluarga yang tidak banyak menyokong kehamilan secara psikologis kepada si ibu.

"Keluarga harus mendukung kehamilan, dengan tidak memberi tanggapan negatif saat ada perubahan fisik di ibu hamil," katanya. Komentar miring dari suami tentang kondisi ibu hamil sangat berpengaruh. Komentar seperti "Kamu terlihat gendut" atau "Kamu tidak cantik saat hamil" akan sangat mempengaruhi kondisi psikologis ibu hamil.

Akibatnya, si ibu akan menyalahkan kehamilan dan bayinya karena tidak lagi tampak baik di mata orang-orang terdekatnya. "Ia akan selalu merasa tidak percaya diri, dan mengharu-biru karena alasan-alasan sepele di pascakehamilan," katanya.

Jika kondisi ini berlarut, depresi ini akan naik satu tingkat ke kondisi yang lebih parah, postpartum depression, yaitu fase ketika proses melahirkan sudah lewat dari dua pekan, tapi gejala depresi dan mudah tersinggung semakin hebat. Di fase ini, disarankan agar penderita menemui dokter spesialis kejiwaan agar tidak membahayakan ibu dan si jabang bayi.

Wibowo mengungkapkan, sindrom ini bisa dicegah sejak awal, khususnya di masa-masa awal diketahui kehamilan. Ibu hamil harus paham betul tentang kehamilan dan memiliki seorang anak. Pemahaman ini, kata Wibowo, bisa diperoleh dari keluarga, bahan bacaan, atau dokter kandungan tempat si ibu berkonsultasi. "Ia harus siap lahir-batin saat melahirkan nanti," katanya.

Untuk kasus tertentu, Wibowo mengatakan sindrom ini muncul karena si ibu sebelumnya punya latar belakang kondisi kejiwaan yang labil, misalnya temperamental dan pernah mengalami gangguan jiwa. Ia memastikan faktor ekonomi bukan termasuk penyebab sindrom ini.

Perilaku suami yang sering meninggalkan istri di masa awal melahirkan juga jadi penyebabnya. "Hanya dukungan keluarga dan suami yang bisa membantu ibu mengatasi sindrom ini," katanya.

KORAN TEMPO

Berita lainnya:
Hindari Resiko Gangguan Jiwa Pasca Melahirkan
Cara Membagi Perhatian Setelah Melahirkan
Supaya Ibu yang Baru Melahirkan Terbebas dari Stres

Berita terkait

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

7 Februari 2024

Pola Asuh Anak yang Diterapkan Nikita Willy di Tengah Kesibukan

Nikita Willy memahami kunci pola asuh yang baik adalah dengan menerapkan rutinitas sehari-hari yang konsisten meskipun sebagai ibu yang juga bekerja.

Baca Selengkapnya

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

7 Februari 2024

Pola Asuh Pintar dan Manfaatnya pada Perkembangan Anak

Ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting. Cek manfaatnya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

23 Januari 2024

Mengenal Helicopter Parenting, Dampak, dan Antisipasinya

Helicopter parenting adalah pola asuh ketat orang tua terhadap seorang anak. Kenali ciri, dampak, dan antisipasinya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

9 Januari 2024

Mengenal Pola Asuh Strawberry Parent dan Ciri-cirinya

Strawberry parent adalah model pola asuh di mana orangtua terlalu banyak membantu atau memanjakan anak. Ini penjelasan dan karakter gaya didiknya.

Baca Selengkapnya

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

10 Desember 2023

Kesalahan yang Biasa Dilakukan Orang Tua pada Anak di Hari Natal

Pakar parenting menyebut ada beberapa kesalahan yang biasa dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka di momen Hari Natal. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

28 November 2023

Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak

Ada anak yang merasa bisa berpikir dan berlaku sesukanya, bisa juga mengacu pada anak manja. Penyebabnya mereka selalu mendapatkan segala keinginan.

Baca Selengkapnya

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

23 November 2023

4 Reality Show Parenting dari Korea, Ada yang Membuat Orang Tua Menangis

Reality show parenting dari Korea yang sedang trending saat ini

Baca Selengkapnya

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

20 November 2023

Psikolog Sarankan Authoritative Parenting untuk Anak Remaja, Ini Alasannya

Pola asuh authoritative parenting bisa memberikan pemahaman kepada anak, terutama remaja, mengenai konsekuensi tindakan yang mereka ambil.

Baca Selengkapnya

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

27 September 2023

5 Bukti Seseorang Jadi Orang Tua yang Baik

Peran orang tua sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama untuk mendidik dan menjadi teladan yang baik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

30 Agustus 2023

Mengenal Pola Parenting Asah Asih Asuh pada Anak dan Manfaatnya

Kenali pola parenting asah, asih, asuh yang wajib dipenuhi orang tua pada anak dan manfaatnya kini dan kelak.

Baca Selengkapnya