TEMPO.CO, Jakarta - Anggapan tentang durasi atau lama belajar di sekolah berpengaruh terhadap pencapaian nilai dan prestasi anak sesuai dengan harapan terpatahkan, khususnya untuk mata pelajaran sains dan matematika. Sebuah penelitian dari Georgia and Montana State University menunjukkan bahwa mempersingkat waktu belajar dalam sepekan tak berdampak negatif terhadap proses pembelajaran siswa.
Penelitian ini bahkan menunjukkan adanya peningkatan nilai mata pelajaran matematika pada siswa kelas V ketika guru mereka memangkas jam pelajaran tersebut di sekolah. Penelitian yang diterbitkan oleh Education, Finance, and Policy ini membandingkan nilai tes siswa kelas IV dan kelas V dari sekolah umum dan empat hari sekolah dari Colorado Student Assessment Program selama sepuluh tahun terakhir. Sejak 1985, pemerintah Colorado, Amerika Serikat, menetapkan waktu belajar di sekolah berdasarkan jam yang dibutuhkan untuk setiap mata pelajaran, bukan hari.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan prestasi siswa kelas V sebesar 7,41 persen, untuk mata pelajaran matematika, pada sekolah yang mengubah kebijakan dari lima hari menjadi empat hari sekolah dalam seminggu. Sedangkan pemangkasan hari belajar di sekolah juga berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa kelas IV, yakni sekitar 3 persen.
Dekan dari The Andrew Young School of Policy Studies di Georgia State University, Mary Beth Walker, mengatakan pemahaman soal waktu belajar siswa sekolah dasar yang cukup singkat berpengaruh buruk terhadap prestasi mereka sudah tidak relevan lagi. Sebab, asumsinya, rentang perhatian mereka terhadap mata pelajaran menjadi lebih pendek. “Ternyata asumsi ini berlawanan dengan hasil penelitian,” katanya.
