10 Penyebab Stroke yang Harus Dihindari  

Reporter

Jumat, 22 Juli 2016 10:01 WIB

TEMPO/Bagus Indahono

TEMPO.CO, Jakarta - Stroke adalah salah satu penyakit yang paling diwaspadai di dunia. Dulu penyakit ini diidentikkan dengan orang-orang lanjut usia, tapi kini siapa pun bisa terserang stroke.

Apakah stroke itu? Stroke adalah penyakit yang menyerang otak. Stroke terjadi bila aliran darah dari otak terhambat, bisa juga karena pendarahan pada atau di sekitar otak. Penyebabnya adalah pembuluh darah yang mengeras, menyempit, atau tersumbat.

Stroke bisa berakibat fatal dan membuat penderitanya lumpuh. Namun sebenarnya 90 persen pemicu stroke adalah gaya hidup yang salah. Berikut ini 10 penyebab terbesar menurut para pakar dari Universitas McMaster di Ontario, Kanada.

1. Tekanan darah tinggi
Lebih dari tiga juta warga Amerika Serikat didiagnosis menderita tekanan darah tinggi, rata-rata di atas 140/90. Kondisi kronis itu membuat darah menekan dinding arteri. Menurunkan tekanan darah berarti juga menurunkan risiko terserang stroke hingga 48 persen dan bisa dilakukan dengan cara mengurangi asupan garam.

2. Kurang berolahraga
Risiko untuk terserang stroke bisa turun 36 persen bila orang rajin berolahraga atau beraktivitas fisik. Tak perlu olahraga berat, cukup berjalan kaki selama 30 menit tiga kali seminggu.

3. Makanan tak sehat
Mengkonsumsi makanan sehat akan mengurangi risiko terkena stroke hingga 19 persen. Pilih makanan yang mengandung lebih banyak serat dan kurangi makanan berlemak atau manis.

4. Obesitas
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan obesitas telah berdampak pada kesehatan kardiovaskular jutaan orang. Sekitar 2,1 miliar penduduk bumi mengalami obesitas.

5. Merokok
Berhenti merokok akan menurunkan risiko stroke hingga 12 persen. Merokok bisa menyebabkan kerusakan pada bagian dalam pembuluh darah dan membuat lemak menumpuk sehingga bisa mengakibatkan serangan jantung atau stroke.

6. Penyakit jantung
Ada dua jenis stroke. Stroke ishemic disebabkan oleh penggumpalan darah dan menjadi 85 persen pemicu stroke. Sisanya adalah stroke hemorrhagic, yang disebabkan oleh pendarahan di otak. Kesehatan jantung adalah salah satu kunci untuk menurunkan risiko stroke hingga 9 persen.

7. Diabetes
Risiko para penderita diabetes terserang stroke lebih tinggi karena lebih mudah mengalami penggumpalan darah. Menghindari diabetes juga berarti menghindari stroke hingga 4 persen dan caranya tentu saja mengurangi makanan manis.

8. Minuman beralkohol
Terlalu banyak minum alkohol bisa mengakibatkan naiknya tekanan darah seseorang, juga memicu terjadinya diabetes dan hipertensi yang bisa berujung stroke. Mengurangi minuman beralkohol memangkas risiko stroke hingga 6 persen.

9. Stres
Hindari stres dan depresi karena bisa mengakibatkan stroke, terutama buat mereka yang berusia lanjut. Stres bisa menuntun orang menjalani gaya hidup tak sehat, seperti merokok, menenggak minuman beralkohol, dan malas beraktivitas. Menghindari stres bisa mengurangi risiko stroke hingga 6 persen.

10. Kolesterol
Kadar kolesterol tinggi dalam darah bisa menyebabkan terjadinya dyslipidaemia, penyumbatan pembuluh darah, menghambat aliran darah ke dan dari jantung, dan berujung stroke. Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi bisa menurunkan risiko stroke hingga 27 persen.

DAILYMAIL | PIPIT

Berita terkait

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

4 jam lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

4 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

11 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

13 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

13 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

20 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

22 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

22 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

22 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

23 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya