Buah Tangan Mudik Lebaran, Serabi Notosuman Khas Solo

Reporter

Kamis, 7 Juli 2016 16:07 WIB

TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Siap-siap saja ruangan kantor bakal penuhdengan oleh-oleh dari rekan-rekan yang baru saja pulang mudik. Beberapa penganan khas daerah memang menjadi kebanggaan tersendiri jika dibawa ke kantor untuk kemudian dinikmati bersama. Buat Anda yang masih menyisakan hari di kampung, ada baiknya kini saatnya berburu penganan khas sebagai buah tangan.

Warga Solo punya oleh-oleh penganan khas yang kian digemari, yaitu serabi Notosuman. Untuk mendapatkannya, para pembeli rela antre berdesakan di sebuah kios kecil di Kampung Notosuman.

Kelezatan serabi Notosuman memang sudah terkenal ke seantero Jawa. Meski banyak serabi lainnya di Solo, serabi Notosuman boleh dibilang rajanya serabi di kota itu. Bahkan harganya dua kali lebih mahal daripada serabi di tempat lain. Namun rasanya enak dan awet hingga 24 jam.

Serabi Notosuman pertama kali dirintis Hoo Gek Hok pada 1923. Dengan usahanya itu, Hok menghidupi seluruh keluarganya. Saat ini bisnis serabi Notosuman dijalankan Handayani, salah seorang cucu Hoo Gek Hok. "Ini usaha turun-temurun. Saya generasi ketiga setelah nenek dan ibu. Saya memulainya sejak 1958," ujar Handayani.

Handayani dibantu anaknya, Yohana, 37 tahun, dan pekerjanya sudah memulai aktivitas pembuatan serabi pada pukul 04.00 WIB. Dimulai dengan menyiapkan adonan yang terdiri atas tepung beras, gula pasir, dan santan. Adonan yang sudah jadi lalu dimasak dalam wajan kecil dari tanah liat di atas tungku kecil atau anglo dengan bahan bakar arang.

"Agar awet, kalau hendak dibawa ke Jakarta biar dingin dulu," kata Handayani. Serabi Notosuman memiliki ciri tersendiri. Bagian tengah yang lebih tebal rasanya lebih manis dan tekstur kuenya tidak terlalu kering sehingga bagian kulit pinggirnya lebih lunak. Bila di tempat lain serabi dimodifikasi dengan menambah rasa tertentu, serabi Notosuman memilih menyajikan seperti saat pertama kali dikenal.

Yohana, yang kini lebih banyak menangani aktivitas pembuatan serabi Notosuman, mengaku setiap hari membutuhkan lebih dari 1 kuintal tepung beras. Pada liburan Lebaran seperti saat ini, jumlahnya bisa berlipat. Sebanyak 20 pekerja terlibat dalam pembuatan kue tersebut. "Banyak TKI (tenaga kerja Indonesia) dari Arab yang membawa serabi Notosuman untuk oleh-oleh," kata Yohana.

Dibandingkan dengan serabi lain, rasa serabi Notosuman lebih kenyal tapi lembut di lidah. Sebenarnya makanan ini lebih enak disantap saat masih hangat. Menurut Yohana, serabi Notosuman sebenarnya sudah buka di beberapa tempat, seperti Yogyakarta, Salatiga, dan Jakarta. "Mungkin kurang marem kalau tidak bawa dari Notosuman langsung meski sebenarnya rasanya sama karena satu resep," katanya.

KORAN TEMPO

Berita lainnya:
Bersihkan Perabot dengan Lemon, Kinclong dan Menyegarkan
Atasi Kantong Jebol Habis Lebaran
Thoprak yang Ini Berkuah Seperti Bakso

Berita terkait

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

2 hari lalu

Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru

Baca Selengkapnya

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

5 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

14 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

16 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

17 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

17 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

20 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

22 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

30 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

32 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya