TEMPO.CO - Alergi adalah gangguan yang bersifat genetis. Risiko alergi pada anak akan ada jika kedua orang tuanya juga menderita alergi. Namun tidak semua anak yang memiliki bawaan alergi pasti menderita alergi. Setiap alergi pasti memiliki pencetus.
Alergi sebenarnya reaksi dari kekebalan tubuh yang berlebihan. Kondisi ini tidak muncul tiba-tiba, ada pemicunya. Sebuah zat alergen—pemicu alergi—yang masuk ke tubuh orang dengan alergi untuk pertama kali tidak akan menimbulkan reaksi apa pun. Reaksi alergi akan muncul bila tubuh terpapar zat alergen terus-menerus.
Beberapa pencetus yang paling sering menimbulkan reaksi alergi adalah makanan, debu, dan obat-obatan. Selain itu, ada beberapa zat, seperti susu sapi, putih telur, kuning telur, daging ayam boiler, kacang tanah, ikan laut, kepiting, udang kecil, cokelat, serta bahan tambahan pada makanan, seperti bumbu, pengawet (benzoat), penyedap rasa, dan pewarna (tartrazine). Alergen juga bisa berasal dari faktor lingkungan, misalnya debu, asap rokok, bulu unggas, bulu anjing, dan bulu kucing.
Berikut ini beberapa cara mencegah timbulnya alergi.
• Mengetahui kandungan makanan atau minuman dengan jelas sebelum Anda memilihnya.
• Hindari makanan yang mengundang alergi.
• Hindari alergen, zat pemicu alergi. Misalnya debu, asap rokok, bulu unggas, dan bulu anjing.
• Ibu hamil dan menyusui jangan berdiet.
• Hindari paparan asap rokok selama kehamilan dan selama anak berusia balita.
• Berikan ASI kepada bayi. ASI adalah asupan terbaik bagi bayi untuk mencegah alergi.
• Kenalkan makanan padat kepada bayi pada saat yang tepat, yakni usia 6 bulan. Terlalu cepat (sebelum 3 bulan) atau terlalu lambat (lebih dari 6 bulan) memberikan makanan padat bisa meningkatkan risiko terkena eksem pada bayi.
• Selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
• Konsultasikan kepada ahli gizi untuk menyusun menu yang cocok dan seimbang.
WEBMD | ALLERGY | KORAN TEMPO | DINA ANDRIANI
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
27 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya