Kriuk-kriuk Sate Goreng Jepang ala Kushiya Monogatari

Reporter

Selasa, 3 Mei 2016 18:25 WIB

Restoran Kushiya Monogatari di Central Park Mall, Jakarta, 26 Agustus 2015. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Fujio MSP memperkenalkan cara makan kushiage alias kushikatsu dari Jepang. Ini merupakan hidangan berupa udang, daging sapi, cumi, atau sayuran berlapis tepung yang ditusuk bak sate. Meskipun sama-sama berasal dari Kansai--daerah di bagian selatan Jepang--gaya makan ini berbeda dengan robatayaki atau sate yakitori yang dibakar.

Jenis makanan ini berbeda dengan yakitori alias sate ala Jepang yang dibakar. Ini juga berbeda dengan robatayaki, yaitu hidangan laut yang dipanggang. Robatayaki dan kushikatsu sama-sama berasal dari daerah Kansai di bagian selatan Jepang. Fujio MSP membuka gerai pertama di AEON Mall pada Mei 2015. Pusat belanja di Bumi Serpong Damai tersebut memang banyak menjual produk Jepang.

Kushiya Monogatari merupakan restoran kushiage berkonsep "lakukan sendiri". Dibuka perdana pada 1997 di Osaka, rumah makan ini ingin menjembatani sajian kushiage yang terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu sajian ala fine dining versus kaki lima.

Jika berkonsep jamuan makan resmi, pengunjung biasanya akan dilayani secara langsung oleh seorang koki. Juru masak ini menyuguhkan gorengan kushiage serta memandu klien untuk memasangkan sajian kushiage dengan saus tertentu.

Sedangkan kelompok kushiage kaki lima di Negeri Sakura biasanya banyak terdapat di stasiun kereta di negeri asal Doraemon tersebut. Tak jarang pembeli melahapnya sembari berdiri. Karena kaki lima, menu yang ditawarkan pun tak serius-serius amat.

Kushiya memilih untuk membikin konsep resto yang ramah anak muda, tapi juga dengan menu kushiage yang serius. Mereka punya lebih dari 30 jenis gorengan, dari bawang putih, cabai, hingga okonomiyaki, sejenis pancak, atau takoyaki alias bakso isi.

Tidak ada koki yang mendampingi Anda di Kushiya. Karena konsepnya "lakukan sendiri", Andalah yang menjadi koki di resto ini. Anda dipersilakan memilih sendiri macam-macam gorengan di kushiage bar mereka.

Selanjutnya, Anda tinggal melumuri "sate-satean" tadi dengan emulsi telur dan terigu serta buliran tepung roti yang disediakan di atas masing-masing meja. Menggorengnya tidak perlu jauh-jauh. Tiap meja dilengkapi penggorengan kecil berisi minyak panas.

Dengan suhu setinggi itu, dalam waktu kurang dari lima menit, sebagian besar hidangan sudah matang. Menariknya, tidak seperti wajan tukang gorengan, kita tidak merasakan hawa panas meski berlama-lama berada di dekat minyak mendidih. Untuk mengantisipasi sengatan minyak panas, mereka menyediakan penutup wajan.

Jepang memang menganggap higienitas sebagai masalah krusial. Itu juga sebabnya kushiage menggunakan tusuk bambu untuk mengurangi kontak langsung tangan dengan makanan.

Selain soal kebersihan, ada saran lain dalam menikmati kushiage. Jangan terus-terusan mengudap gorengan, biar tidak begah. Selipkan sajian lain, semisal pasta, nasi, salad, sup, kari, atau buah-buahan, setelah Anda memakan dua-tiga tusuk.

Kushiage sepertinya cocok dengan lidah orang Indonesia. Seperti tempura, saudara tuanya yang sudah lama dikenal, kushiage sepertinya juga bisa laku keras dan dikenal luas.

KORAN TEMPO

Berita lainnya:
Sensasi Makan Domba Lunak ala Turki
3 Martabak Kreatif yang Patut Dicoba
6 Tips Hemat Makan di Restoran

Berita terkait

Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

29 hari lalu

Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

Acara penghargaan restoran terbaik Asia ini diadakan pada Selasa malam, 26 Maret 2024 di Seoul di Grand InterContinental Seoul Parnas.

Baca Selengkapnya

PPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya

10 Mei 2022

PPKM Seluruh Indonesia Diperpanjang, Ini Daftar Lengkap Poin Aturannya

Terdapat beberapa poin penting dalam aturan terbaru mengenai perpanjangan PPKM se-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..

27 Agustus 2020

Dinas Pariwisata Sebut Artis Top Dilarang Live Music di Restoran & Kafe, Sebab..

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta' Gumilar Ekalaya menjelaskan larangan mendatangkan artis top ke restoran & kafe.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru

30 Mei 2020

Asosiasi Restoran Amerika Rilis Pedoman Operasional Baru

Pedoman baru operasional restoran selama wabah corona ini berlaku untuk pemilik, pegawai, dan pengunjung.

Baca Selengkapnya

Uniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut

18 Mei 2020

Uniknya Physical Distancing di Restoran, Pakai Topi Bersungut

Pengelola restoran berkreasi dengan tetap menerapkan physical distancing atau jarak antar-individu.

Baca Selengkapnya

Menikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro

18 Maret 2019

Menikmati Nuansa Vintage di Legend Coffee Malioboro

Legend Coffee, sebuah tempat kongkow asik di tengah Kota Yogyakarta, berdekatan dengan kawasan Malioboro.

Baca Selengkapnya

Hari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan

5 Februari 2019

Hari Raya Imlek, Coba Menu Kantonis di Restoran Hakkasan

Restoran Hakkasan bertempat di lantai 25 dan 26 Hotel Alila SCBD dan baru dibuka pada Jumat, 8 Februari 2019.

Baca Selengkapnya

Ketahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol

1 Oktober 2018

Ketahui Rasa Gelato yang Rentan Mengandung Rum dan Alkohol

Restoran Iceberg Caffe Pizza and Gelato ini sengaja menyesuaikan pakem rasa gelato dengan penduduk Indonesia yang sebagian besar muslim.

Baca Selengkapnya

Ngopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau

29 April 2018

Ngopi atau Ngeteh di Kafe Pinggir Danau

Belum dua bulan dibuka, keberadaan kafe di kawasan Sentul ini sudah diketahui banyak orang.

Baca Selengkapnya

Menikmati Kopi Racikan Barista Kopilot

21 April 2018

Menikmati Kopi Racikan Barista Kopilot

Kafe di Jakarta Timur mungkin belum semeriah di wilayah Jakarta lainnya. Namun berbahagialah warga setempat punya Kopilot di Cipayung.

Baca Selengkapnya