TEMPO.CO, Jakarta - Filosofi Kopi menjadi salah satu film yang membuka pengetahuan masyarakat tetang kopi. Musababnya, selama ini anggapan tetang kopi yang biasa didengar adalah kopi itu hitam dan pahit. Baca: Minumlah Kopi di Waktu yang Tepat, Kapankah Itu?
Untuk membuka wawasan tentang kopi, sejumlah kedai kopi menggelar cupping kopi atau lazim disebut seni menilai secangkir kopi. Coffee cupping atau coffee tasting merupakan proses mengobservasi rasa kopi. Pelaksanaan cupping kopi tidak hanya dilakukan oleh para profesional, tapi berbuka bagi siapa saja.
Co-founder yang juga R. Grader dari Rumah Kopi Ranin, Uji Sapitu mengatakan cupping adalah cara seseorang menghadapi kopi apa adanya. “Itu pengalaman batiniah dan setiap orang punya pendapat yang mungkin berbeda, dan mungkin juga sama,” kata Uji saat berkunjung ke kantor Tempo, Senin 10 Juli 2017. Baca juga: Kopi Decaf, Solusi Minum Kopi tanpa Jantung Berdebar
Ilustrasi kopi.
Ketika sudah berhadapan dengan secangkir kopi, Uji menyarankan agar menghirup aromanya dengan perlahan, perhatikan warna, tekstur, dan buihnya. “Meja cupping adalah sebuah media di mana setiap memori diceritakan,” ujarnya. “Apa benar kopi itu berwarna hitam, karena ada juga kok yang warnanya coklat.”
Uji menjelaskan, dengan melakukan cupping maka setiap orang bebas memberikan pendapatnya terhadap aroma, rasa, dan apapun yang ada pada kopi tersebut. Untuk menetralisir indra penciuman saat melakukan cupping kopi, orang tersebut bisa menjauh sejenak untuk menghirup udara segar kemudian kembali ke meja cupping.
“Orang biasanya kesulitan bertutur dalam konteks cita rasa. Nah, meja cupping mencoba memerdekakan rasa, keluar dari pemahaman kopi yang selama ini ada, misalnya dari iklan, dari pemahaman kopi itu pahit dan hitam, dan sebagainya,” ujarnya. “Jadi, biarkan seseorang menjadi dirinya sendiri dengan mengungkapkan kopi yang dirasakannya.” Artikel terkait: Kopi Pilihan Jawara Barista untuk Memperbaiki Mood
RINI K