TEMPO.CO, Jakarta - Pakar penyakit infeksi asal Austria, Prof. Dr. Wolfgang Graninger, memberikan kuliah umum mengenai berbagai penyakit yang terdapat di daerah tropis di Medical University of Vienna, Austria, Rabu malam, 3 Mei 2017, waktu setempat.
Dalam kuliahnya, Graninger menyebutkan beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit, seperti tetanus, hepatitis A dan B, tifus, demam berdarah, malaria, chikungunya, dan HIV yang kerap terjadi di wilayah ekuator. Selain memaparkan jenis penyakit beserta gejala dan penularannya, Graninger juga menunjukkan data terkait angka prevalensi masing-masing penyakit di setiap negara di kawasan tropis, khususnya negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.
“Iklim ekuator berperan besar dalam proses penyebaran penyakit tropis, khususnya dalam kasus penyebaran virus yang dibawa oleh nyamuk, seperti malaria dan demam berdarah,” ujar Graninger. Kemudian, dalam sesi pembahasan mengenai penyakit flu burung, Graninger menujukkan sejumlah strategi yang telah diambil Pemerintah Indonesia dalam menanggulangi penyebaran virus tersebut pada 2005, termasuk program kampanye ke daerah-daerah, provinsi, dan kabupaten di wilayah Jawa.
Graninger merupakan pakar penyakit infeksi, khususnya penyakit tropis, dan obat-obatan laboratorium. Pada 1990 dia diangkat sebagai profesor di Medizine Universität Wien atau Universitas Kedokteran Wina. Dia juga pernah mengepalai Departemen Klinis Bidang Infeksi dan Obat-Obatan Tropis di Allgemeines Krankenhaus der Stadt Wien (Rumah Sakit Umum di Wina).
Di samping aktif dalam berbagai riset dan menjadi editor dalam beberapa jurnal ilmiah di bidang medis, Graninger juga telah menghasilkan ratusan publikasi ilmiah. Pria kelahiran Salzburg, 26 November 1948 tersebut, juga aktif dalam berbagai organisasi, seperti American Society of Microbiology dan International Society of Infectious Disease.
Hasil risetnya mengenai penggunaan antibiotik clindamycin dalam terapi malaria menjadi rujukan WHO terkait rekomendasi penanganan kasus malaria tropika. Peraih gelar "Teacher of The Year 1996" tersebut pensiun dari Medizine Universität Wien pada tahun 2014.
Acara kuliah umum Prof. Graninger di Medical University of Vienna itu dibuka oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Wina Febrian A. Ruddyard. Dalam sambutannya di hadapan sekitar 50 orang undangan dari kalangan akademisi di Austria tersebut, Febrian menyampaikan apresiasi atas inisiatif Austrian–Indonesia Society yang telah menggagas kegiatan tersebut.
Austrian-Indonesia Society (AIS) merupakan sebuah organisasi yang beranggotakan komunitas diaspora Indonesia di seluruh Austria. Organisasi nirlaba yang dibentuk 8 Mei 1959 tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas kontak antarmanusia antara masyarakat Indonesia dan Austria. AIS saat ini diketuai oleh Prof. Dr. A Min Tjoa, seorang Warga Negara Austria keturunan Indonesia yang juga menjabat sebagai Direktur Institute of Software Technology and Interactive Systems di Vienna University of Technology. Prof. Graninger sendiri menjabat sebagai wakil ketua AIS.
Artikel lain:
Isi CV yang Tunjukkan Anda Tidak Profesional
7 Jurus Menghadapi Pasangan yang Membosankan
Menangkap 7 Pesona dari Perempuan yang Hobi Membaca