TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua mempengaruhi anak untuk berani menghadapi perilaku bullying. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasi Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology, anak-anak memiliki keberanian untuk mengintervensi kejadian bullying yang menimpa temannya ketika diajarkan oleh orang tuanya.
Menurut sebuah riset, 1 dari 10 anak menjadi korban bullying di Amerika Serikat. Penelitian ini memaparkan dampak pola pengasuhan tertentu terhadap kemungkinan anak menjadi korban intimidasi. Baca: Cantik dan Berbakat, 4 Selebriti Dunia Ini Malah Kerap Di-Bully
Studi tersebut melibatkan 1.440 siswa kelas 4 dan 5 atau berusia sekitar 11 tahun. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan para orang tua lewat proses wawancara. Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku anak ketika dihadapkan dalam situasi bullying. Baca juga: Lakukan Ini Bila Anak Jadi Korban Bully
Adapun wawancara kepada orang tua untuk mengetahui pola asuh ketika anak menghadapi situasi bullying. “Di sekolah, anak-anak yang melakukan intervensi untuk menghentikan bullying dan berusaha menenangkan teman sekelasnya yang menjadi korban biasanya adalah anak-anak yang diajarkan oleh orang tuanya untuk melakukan hal demikian,” kata Stevie Grassetti, peneliti psikologi di University of Delaware seperti dikutip dari Reuters.
Tak hanya korban ataupun pelaku bullying yang mempunyai dampak yang tak baik. Saksi dari perilaku bullying juga terkena imbasnya karena dia akan merasa tidak nyaman dan takut.
Berdasarkan lembar fakta yang ditunjukkan oleh Unicef, anak yang menjadi saksi bullying mempunyai dampak psikologis seperti merasa marah karena tidak tahu harus berbuat apa dan tidak bisa bertindak apa-apa. Anak itu juga khawatir menjadi target bully selanjutnya, dan merasa takut berada di sekolah.
BISNIS
Berita lainnya:
Bahaya Virus Rubella Bagi Ibu Hamil
Awas Mainan Anak Terkontaminasi Bahan Kimia Beracun