TEMPO.CO, Jakarta - Wanita Asia bagian selatan yang meliputi Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka, memiliki risiko osteoporosis dan patah tulang lebih besar akibat kerusakan jaringan-jaringan tulang. Begitu hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh tim Universitas Surrey di Inggris.
Seperti dilansir India Times, para ilmuwan tersebut mempelajari rusaknya jaringan tulang karena sel-sel osteoclast atau resorpsi tulang pada lebih dari 370 perempuan Kaukasian atau kulit putih berstatus pra dan pascamenopause di Inggris. Lalu, bagaimana dengan wanita Asia Selatan dan kenapa tulangnya lebih rapuh?
Resorpsi tulang wanita Asia bagian selatan lebih tinggi. Resorpsi tulang adalah proses alami yang memungkinkan transfer kalsium dari jaringan tulang ke aliran darah dan dibutuhkan tulang untuk bisa beradaptasi terhadap tantangan dari luar dan memperbaiki diri saat rusak. Akan tetapi, bila prosesnya berlebihan dan tidak seimbang dengan proses pembentukan tulang maka hasilnya justru buruk buat kesehatan tulang.
“Kami menemukan fakta bahwa kadar resorpsi tulang pada wanita pramenopause Asia Tenggara sama dengan wanita yang sudah menopause,” kata pemimpin penelitian Andrea Darling. Itulah penyebab sel-sel osteoclast pada perempuan pramenopause di Asia Selatan lebih cepat rusak dibanding pembentukannya. Alhasil, para perempuan itu pun lebih rentan terhadap osteoporosis dan patah tulang.
Selain itu, kadar vitamin D yang berfluktuasi pada wanita memiliki risiko lebih besar mengalami resorpsi tulang dibanding mereka yang memiliki kadar vitamin D stabil. Dan kadar vitamin D yang naik turun itu justru lebih banyak dialami wanita kulit putih di daerah subtropis, karena pada musim dingin mereka kekurangan sinar matahari yang dibutuhkan dalam pembentukan vitamin D, sedangkan pada musim panas kadar vitamin D mereka sangat tinggi.
Untuk mengetahui kondisi tulang, tak ada salahnya para wanita melakukan tes kepadatan mineral tulang (BMD). Dengan tes inilah kondisi kepadatan tulang bisa diketahui dengan lebih akurat. Tanyakan juga pada dokter seberapa sering kita harus melakukan tes tersebut dan tentu saja berkaitan dengan kondisi tulang kita. Contohnya penderita osteoporosis yang dianjurkan untuk melakukan tes enam bulan sekali.
Jangan lupa pula untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi. Bila asupan kalsium tidak cukup dari makanan, tak ada salahnya menambah suplemen kalsium dosis tinggi, misalnya 1.000-1.200 miligram. Jangan lupa pula berolahraga karena bisa membantu memperkokoh tulang, tak perlu lama-lama, cukup 30 menit 3-5 kali seminggu.
PIPIT
Berita lainnya:
8 Produk Khusus Bibir yang Wajib Kamu Miliki
5 Rencana Keuangan untuk Anda yang Berusia 20-an
Membaca Pikiran Perempuan saat Bertemu Cowok Ganteng