TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua tanggapan berbeda mengenai gosip di kantor. Sebagian studi menyatakan gosip menciptakan lingkungan stres bagi pekerja, tapi ada juga hasil yang menyebutkan gosip juga berdampak baik.
Ahli antropologi mengatakan manusia berevolusi dengan cara bergosip satu sama lain. Sebab, sepanjang sejarah terbukti itu membuat orang semakin akrab. Meski demikian, bila logika ini diterapkan, otomatis mereka yang jadi bahan gosip atau tidak bisa ikut dalam pembicaraan akan terisolasi.
Menurut penulis Gossip: The Inside Scoop, Dr. Jack Levin, gosip bisa baik untuk kesehatan batin. Dia menulis meski membicarakan orang di belakang bisa membawa keburukan. Ssecara umum, gosip menjadi pengikat kelompok sosial dan jaringan bisnis.
Tentu saja akan menyebalkan bila Anda yang menjadi bahan pergosipan di kantor, atau teman kerja yang menyebarkan rahasia yang ingin disimpan rapat-rapat.
Profesor ilmu saraf di Universitas Miami, Dr. Berit Brogaard mengatakan gosip di tempat kerja bisa menjadi metode permainan kekuasaan atau cara menindas seseorang. Dalam tulisan di Psychology Today, Brogaard memberi kiat untuk menghadapi biang gosip di kantor, terutama yang menyebarkan rumor tentang Anda:
1. Pikirkan baik-baik sebelum mendekati si biang gosip
Brogaard mengatakan menantang langsung si biang gosip mungkin bukan cara tepat karena justru dapat membuat mereka dendam. Ada kemungkinan mereka sadar (atau mungkin juga tidak sadar) mengucilkan karena menganggap Anda orang yang mudah dimanfaatkan, dan mereka menggosipkan Anda agar tunduk pada mereka.
Jika Anda merasa menjadi korban gosip, kemungkinan besar mereka tidak akan berhenti bila ditegur. Malah itu akan menyiram bensin ke dalam api, membuat mereka membuat rumor yang lebih kejam.
2. Hal yang sama berlaku untuk atasan Anda
Yang satu ini tergantung pada hubungan Anda dengan atasan atau manajer. Berbicara kepada mereka tentang situasi saat ini bisa membantu, tapi mereka mungkin tipe orang yang lebih mendengarkan gosip kantor.
Jika Anda pikir rumor ini bisa mempengaruhi reputasi atau kemampuan untuk bekerja dengan baik, Brogaard menyarankan lebih baik mendekati bagian personalia. Tapi cara ini punya konsekuensi lebih besar, misalnya gugatan pencemaran nama baik.
Jika Anda yakin perusahaan bisa menangani keluhan secara profesional, kemungkinan mereka akan dapat merombak tim sehingga Anda tidak akan harus berurusan dengan orang-orang yang sama lagi. Manapun pilihan Anda, bukan ide buruk mulai mengumpulkan barang bukti, seperti surat elektronik atau teman yang bisa menjadi saksi untuk Anda.
3. Lampaui kepintaran lawan
Menurut Brogaard, cara paling efektif menghadapi gosip adalah psikologi terbalik. Jika tidak merasa terlalu sakit hati, Anda dapat membicarakan tentang rumor itu seolah-olah itu tidak mengganggu sama sekali. Jika ada kebenaran dalam rumor itu, Anda dapat mengakuinya, agar persoalannya jadi jernih.
Misalnya, jika kesulitan menyelesaikan pekerjaan, Anda bisa jujur tentang hal itu, dan memberitahu semua orang bagaimana belajar dari pengalaman. Namun, Anda tentu tidak boleh mengakui hal-hal yang tidak pernah benar. Brogaard menyarankan Anda fokus dengan bekerja sebaik mungkin.
4. Bersikap tegar dan percaya diri
Biang gosip bisa berbuat hal yang lebih parah bila Anda bereaksi untuk hal-hal sepele. Bila ada konflik kecil terjadi, tak perlu dipikirkan. Hadapi orangnya, tapi jangan bersikap agresif.
Misalnya, jika mereka mengkritik Anda di depan umum, tidak perlu menghindar dan meminta maaf. Sebaliknya, Brogaard mengatakan Anda bisa merespons mereka dan secara diam-diam mengatakan kepadanya bahwa lebih baik menyampaikan kritik secara pribadi.
Jika mereka tidak meminta maaf, tegaskan lagi bahwa Anda lebih senang bila hal ini dibicarakan berdua saja. Dengan demikian, Anda akan terlihat seperti orang yang tidak bisa diperlakukan seenaknya. Jika Anda diam saja saat dipermalukan di depan umum, maka bisa terus jadi korban gosip.
ANTARA
Berita lainnya:
One Stop Venue Restoran Baxter Smith
Alasan Kulit Berjerawat Tidak Konsumsi Vitamin E
Stres pada Wanita Lebih Mengkhawatirkan Ketimbang Pria