TEMPO.CO, Jakarta - Superfetation adalah kondisi seorang wanita hamil mengandung 2 bayi dengan usia kehamilan yang berbeda. Kasus ini jarang terjadi pada manusia. Superfetation dapat terjadi dengan ayah yang sama atau ayah yang berbeda.
Umumnya kondisi ini terjadi pada hewan. Kondisi ini sering terjadi pada kucing. Berdasarkan laporan di laman Boldsky sejauh ini baru 11 kasus superfetation terjadi pada manusia.
Kasus ini pernah terjadi pada Julia Grovenburg, seorang wanita Arkansas yang mengalami kehamilan ganda. Janin yang dikandung tidak kembar, Grovenburg hamil 2 kali, dalam dua minggu. Dan pada tahun 2007, seorang wanita Inggris melahirkan bayi laki-laki dan perempuan dengan usia kehamilan berbeda terpaut 3 minggu.
Robert Atlas, Kepala kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Mercy Baltimore, mengatakan kepada TIME bahwa dia tidak pernah mengalami kasus superfetation selama praktek. Dia mengatakan kehamilan tersebut terjadi ketika seorang wanita terus berovulasi setelah hamil. Hal ini tidak akan terjadi pada kehamilan normal. Biasanya, perubahan hormonal dapat mencegah ovulasi dan menebalkan lapisan rahim untuk mencegah kehamilan baru.
Seorang wanita hamil bisa melepaskan sel telur beberapa minggu setelah kehamilannya yang pertama. Telur kedua dapat dibuahi setelah proses kehamilan yang pertama sehingga terjadi 2 kehamilan. Multiple ovulations hanya terjadi sekitar 1 persen atau mungkin lebih. Superfetation terjadi dari dua ovulasi terpisah dan terjadi pada hari yang berbeda.
Kehamilan dengan kondisi ini mempunyai risiko yang tinggi, baik bagi ibu maupun janin. Bayi yang kedua berpotensi dilahirkan dengan kondisi prematur. Kondisi ini dapat membuat si ibu mudah stres dan trauma akan kehamilan.
BOLDSKY | TIME | DINA ANDRIANI
Baca juga:
Saraf Kejepit Bisa Sebabkan Impotensi
Seks Pranikah, Dampaknya bagi Anda dan Pasangan
Hamil Anak Kembar, Jangan Tunggu Lahir di 39 Minggu