TEMPO.CO, Jakarta - Cairan lengket dan lezat yang dihasilkan oleh lebah sudah ribuan tahun digunakan manusia, bukan hanya memuaskan lidah karena rasanya yang manis. Madu juga dapat digunakan untuk mengobati luka, seperti tertulis dalam clay tablet, lempengan tanah liat yang berisi catatan peristiwa pada masa kerajaan Babilonia, 2000 tahun sebelum Masehi.
Ilmuwan Romawi kuno Pliny the Elder menulis tentang khasiat madu untuk mengobati pneumonia, pleuritis, dan gigitan ular. Khasiat madu lainnya seperti mengobati infeksi, meredakan mual dan batuk juga terbukti dalam pengobatan Cina tradisional dan Ayurveda.
Sementara ilmu pengetahuan modern kini juga telah membuktikan bahwa madu memiliki sifat antioksidan dan prebiotik ketika dicerna, serta terdapat aktivitas antimikroba ketika dioleskan.
Tapi kini ada jenis madu lain, yaitu madu manuka. Madu ini tergolong mahal dan ampuh, serta lazim digunakan untuk produk kecantikan. Semua madu memiliki kualitas antiseptik, berkat glukosa oksidase, enzim dalam air liur lebah yang menghasilkan hidrogen peroksida.
Bedanya manuka ini memiliki kekuatan khusus yang berasal dari sumbernya, yaitu bunga-bunga putih dan merah muda rapuh yang tumbuh di Selandia Baru, semak belukar asil manuka, Leptospermum scoparium. Bunga-bunga tersebut mengandung senyawa antibakteri yang disebut methylglyoxal (MG), yang masih sangat bioaktif sekali sehingga dengungan lebah penyerbuk mengubah nectar menjadi madu.
Sementara madu jenis lainnya dapat kehilangan sebagian kapasitas antimikroba ketika terkena cahaya atau panas, karena kandungann MG di dalam manuka terus memproduksi zat antibiotic, anti –inflamasi ketika disinar atau disterilkan. Meskipun tanaman manuka telah digunakan untuk keperluan medis oleh penduduk asli Maori di Selandia Baru selama berabad-abad, khasiat antibakteri yang unik pada madu manuka pertama kali diidentifikasi oleh ahli biokimia Peter Molan di era 80-an.
Sedangkan penelitian klinis baru dilakukan sepuluh tahun belakangan. Pada tahun 2013, para ilmuwan di Universitas Uni Emirat Arab menemukan bahwa, dalam kombinasi dengan terapi lain, pemberian intravena madu manuka menghambat pertumbuhan tumor kanker pada tikus. Penelitian terbaru menjukkan bahwa madu manuka dapat membunuh lebih dari 80 jenis bakteri termasuk bakteri mematikan MRSA.
Seperti penelitian yang dilakukan di Universitas Southmapton Inggris yang diterbitkan dalam Jurnal Patologi Klinis pada tahun 2016 menunjukkan bahwa madu, ketika diencerkan, dapat mencegah pertumbuhan biofilm bakteri pada permukaan dan peralatan medis.
Ketika digunakan untuk mengobati luka, madu manuda tidak hanya menarik keluar cairan bening dan menghilangkan infeksi, juga mengasamkan pH kulit untuk mempercepat penyembuhan dan memicu peremajaan sel dengan merangsang produksi faktor pertumbuhan, serta mendukung peningkatan aktivitas fibroblast.
Di dunia kecantikan krim antipenuaan kini diperkuat dengan bahan-bahan aktif yang berfungsi untuk penyembuhan luka. “Tujuan dari menyembuhkan luka ini adalah sebagai langkah untuk menstimulasi sel-sel yang rusak untuk memperbaikinya sendiri dan berperilaku seperti sel-sel yang sehat. “Dalam upaya merawat kulit yang menua, tujuan bahan-bahan aktif itu untuk merangsang produksi kolagen dan membantu sel penuaan berfungsi seperti saat masih muda,,” ujar dermatology Joshua Zeichner.
Madu manuka yang berkhasiat ganda ini, menyejukkan kulit, menghidrasi, bersifat anti-inflamasi, dan antimikroba, juga berpotensi menjaga kulit tampak lebih muda.
Peternak lebah dan ahli kimia Denis Watson, pendiri Watson & Son, salah satu produsen madu manuka terbesar di Selandia Baru mengatakan, “Kami berhadapan dengan luka kronis, infeksi dan luka bakar di pusat trauma, sehingga madu digunakan untuk menyelamatkan luka dan anggota tubuh,” ujar Watson.
Terkait dengan penggunaan madu manuka dalam produk kosmetik, menurut Watson, madu manuka dapat meredakan peradangan yang mendegradasi kulit. “Manuka menghentikan enzim cathepsins menghancurkan kolagen, dan memiliki peptida yang membantu sel melepaskan molekul NADPH, serta meningkatkan energi dalam sel yang dapat menghambat penuaan,” ujar produsen perban luka ManukaMed.
Salah satu produsen perawatan kulit yang mengandung madu manuka adalah Kiehl’s. Ahli kimia Kiehl’s Geoffrey Genesky mengatakan kandungan antioksidan yang tinggi, flavonoid dan glikosida, dalam madu manuka sangat bermanfaat sebagai penghalang kulit. Sementara untuk penggunaan madu manuka secara topikal, beberapa studi menujukkan khasiatnya seperti hidrokortison. Sehingga banyak yang menjadikan madu manuka bahan racikan sendiri untuk mengobati jerawat.
ELLE | NIA PRATIWI
Baca juga:
7 Penyakit Akibat Terlalu Sering Pakai Makeup
Kodo Nishimura Biksu yang Nyambi Jadi Makeup Artist
Cerita Safiyya Hellua Menjadi Penggila Lipstik