TEMPO.CO, Jakarta - Persalinan normal meningkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir. Saat proses persalinan normal bayi dapat terkontaminasi oleh bakteri baik yang dapat meningkatkan imunitas tubuh bayi.
Sejumlah penelitian, menurut Patricia Conway dari Universitas New South Wales, Australia menunjukkan adanya perbedaan komposisi mikroba saluran cerna pada bayi yang dilahirkan melalui sesar, dengan bayi yang dikeluarkan secara normal. Ia menyebutkan, kehadiran bakteri yang bermanfaat itu penting bagi si kecil karena berperan besar dalam pematangan sistem daya tahan tubuh, terutama dalam membentuk toleransi oral dan mengurangi risiko alergi.
Dokter dari Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Andon Hestiantoro menjelaskan, selama persalinan normal akan terjadi transfer bakteri dari vagina dan usus ibu ke dalam usus bayi. Proses tersebut akan meningkatkan koloni bakteri dalam usus bayi dan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir.
Manfaat lain, melindungi bayi baru lahir dari infeksi bakteri yang berbahaya, membantu proses pencernaan, dan membantu menghasilkan vitamin yang sangat diperlukannya. Artinya, kehadiran bakteri tersebut merupakan perlindungan alamiah bagi si kecil. "Proses transfer bakteri bermanfaat dari ibu ke bayi itu tidak akan terjadi jika persalinan dengan cara bedah sesar," ia menegaskan.
Andon menyebutkan terdapat 500 jenis mikroba baik yang umumnya terdapat dalam usus bayi, diantaranya laktobasilus, klostridium, fusabakterium, dan bifidobakterium. Sedangkan dengan metode kelahiran sesar kata Conway, lingkungan sangat steril sehingga tidak terjadi transfer bakteri tersebut.
Berbeda dengan persalinan normal, dimana feses ibu menyerbu perineum--area di antara vagina dan anus--serta vagina sehingga sejumlah bakteri pun beralih tempat. Selain dari persalinan normal, perolehan mikroba bergantung pada pola pemberian makan.
Bayi yang mendapat air susu ibu (ASI) akan mendapat bakteri yang diperlukan karena susu ibu mengandung bakteri. "Bayi dengan asupan ASI akan memiliki bifidobakteria paling banyak," kata Conway.
Faktor lain yang berpengaruh adalah lingkungan. Bisa dari sekitar rumah sakit, dari bayi, suster, ataupun udara dan perlengkapan. Pemberian antibiotik dan kehadiran hewan peliharaan di rumah juga akan mempengaruhi kehadiran mikroba baik dan jahat dalam usus bayi.
Ahli nutrisi bayi dari Australia ini menyatakan, kehadiran mikroba pada saluran cerna akan berpengaruh terhadap seluruh area mukosa. Area mukosa pada tubuh, selain di saluran cerna, ada di saluran pernapasan, rongga hidung, saluran vagina, saluran urine, serta kelenjar susu dan kulit. Bila bakteri baik itu tidak ada, peluang untuk terjadi gangguan pada keseimbangan sistem imun untuk kesehatan pun lebih besar. Nah, siapa yang tak ingin bayinya berdaya tahan tinggi?
Berita lainnya:
Latihan Fisik untuk Mengurangi Rasa Sakit Saat Melahirkan
Yang Ingin Bersalin Secara Normal, Ini Tipsnya
Robot Pembantu Proses Kelahiran