TEMPO.CO, Jakarta - Umumnya anak kecil menyukai karakter superhero. Bahkan tak sedikit yang menjadikannya idola. Orang tua berharap, dengan mengidolakan superhero, anak balita bisa mengambil sikap positif dari sosok idolanya.
Eit, ternyata, menurut penelitian terbaru, balita yang mengidolakan superhero justru lebih fokus pada sifat agresif yang dimiliki superhero idolanya. Sebab, umumnya anak kecil belum memiliki kemampuan kognitif untuk memahami cerita superhero yang sebenarnya.
Anak, menurut peneliti Sarah M. Coyne, belum mampu menangkap pesan moral dalam cerita. Pesan moral ini sebenarnya dibuat untuk mereka yang usianya lebih dewasa, seperti dilansir laman Kidspot.
Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan 70 persen anak fokus pada kemampuan superhero yang bisa terbang atau ukuran tubuhnya yang besar dan kuat. Sedangkan 20 persen lainnya menghubungkan superhero favoritnya dengan tindakan kekerasan seperti bisa memukul orang lain, atau bisa menghancurkan semua barang di sekitarnya. Dan hanya 10 persen sisanya yang menghubungkan superhero dengan sifat yang baik, seperti bisa menyelamatkan orang lain.
Namun bukan berarti Anda harus melarang anak mengidolakan superhero. Kuncinya, kata Sarah, adalah tidak membiarkan anak mengidolakannya secara berlebihan, misalnya menonton semua filmnya, bermain dengan mainan superhero, merasa dirinya memiliki kekuatan yang sama dengan superhero, atau memakai kostum superhero idolanya. Jangan lupa selalu menekankan aspek positif pada karakter superhero idolanya.
Berita lainnya:
`Melarikan Diri` ke Fillmore Coffee, Lalu Selfie
Perubahan Warna dan Nutrisi ASI dalam 1 Tahun
Yang Bisa Dikembangkan dari Internet untuk Anak