TEMPO.CO, Jakarta - Pendarahan dalam masa kehamilan seringkali dikaitkan dengan adanya gangguan pada janin. Padahal, menurut dokter spesialis kebidanan dan kandungan Catherine Goodstein, pendarahan pada trimester pertama kehamilan merupakan hal yang biasa terjadi.
Meskipun umum terjadi, Catherine menyarankan para calon ibu tetap berkonsultasi ke dokter jika mengalami pendarahan di trimester pertama. Para dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan ultrasonography (USG) untuk memastikan bahwa kehamilan berkembang di dalam rahim dan bukan di luar rahim (kehamilan ektopik).
Jika setelah melakukan USG Anda masih mengalami pendarahan, maka bisa dipastikan pendarahan yang Anda alami bukan disebabkan kehamilan ektopik. Keadaan ini tidak terlalu berbahaya dan cukup ditangani dengan keharusan beristirahat atau sesuai anjuran dokter.
Sebagai informasi, pendarahan pada trimester pertama kehamilan biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik atau keguguran seperti dikutip dari laman Parents. Sedangkan penyebab pendarahan (sedikit atau banyak, berwarna merah atau cokelat) di trimester kedua adalah:
- plasenta previa (kondisi plasenta tidak tumbuh pada tempatnya)
- kelahiran prematur
- plasenta abruption (plasenta terpisah dengan dinding rahim).
Catherine menganjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter karena ketiga penyebabnya bisa menimbulkan dampak yang serius.
Memasuki trimester ketiga, timbulnya bercak-bercak darah merupakan salah satu pertanda Anda siap untuk melahirkan. Hal ini menurut Catherine tidak perlu dikhawatirkan.
Terakhir, Catherine mngingatkan para calon ibu untuk periksa kehamilan secara rutin dan memastikan kehamilan dalam kondisi yang sehat.
Berita lainnya:
Alasan Orang Mengunyah Es Batu
Bila Si Kecil Tak Suka Guru Sekolahnya
Virus Zika Ternyata Bisa Dilawan dengan Antibodi