Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Tenun Endek dari Bali

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto (kanan) bersama isteri Angelica Rivera dalam ajang KTT APEC di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Senin (7/10) malam. Para pemimpin dunia yang hadir di APEC kali ini memakai kain tenun ikat tradisional,  endek. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto (kanan) bersama isteri Angelica Rivera dalam ajang KTT APEC di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Senin (7/10) malam. Para pemimpin dunia yang hadir di APEC kali ini memakai kain tenun ikat tradisional, endek. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jemari Ketut Suryani lincah memintal benang pada alat tenun. Bersama beberapa perempuan di Balai Pertenunan Astiti di Banjar Jero Kapal, Desa Gelgel, Klungkung, Bali, Suryani mengusir sepi dengan gurauan berpadu suara alat tenun. Mereka meneruskan warisan leluhur dengan membuat tenun endek dan songket.

Suryani berkenalan dengan alat tenun sejak remaja. Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, mulai pukul 09.00, dia menggeluti alat tenun. Dia baru beranjak dari tempat menenun pukul  17.00. Dalam satu hari, bisa dihasilkan selembar kain katun endek berukuran 2,25 meter, jenis kain yang menjadi ciri khas kabupaten tempat kerajaan-kerajaan Bali di masa lalu.

Terkenal dengan Kerajaan Gelgel, Klungkung tak hanya menyisakan bangunan istana  bersejarah, tapi juga kerajinan tenun. Tenun mulai dikenal pada abad ke-18. Semula kain tenun hanya dikenakan kaum bangsawan atau untuk upacara di pura. Kini, kain dikenakan sehari-hari bahkan seragam berbagai instansi.

Sejumlah desa di Klungkung dikenal menjadi pusat tenun. Desa Sulang sama dengan Gelgel. Di Gelgel, tempat tenun endek dan songket mudah ditemui. Di Jalan Raya Gelgel saja, ada Dian’s Rumah Songket dan Endek, selain Pertenunan Astiti. Memang tidak di jalan utama, tapi keduanya memasang papan nama cukup besar sehingga mudah dibaca turis atau konsumen.

Para penenun umumnya berusia 30-40 tahun. Namun ada pula ibu berusia 75 tahun yang masih rutin menenun. Wayan Rasaini, namanya. Berkutat dengan alat tenun tradisional, cagcag. Alat ini membuatnya harus duduk di lantai seperti terkungkung. Ibu-ibu lain menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Mereka membikin endek.

Kain songket, seperti pada umumnya, diselipi benang-benang emas sehingga terkesan mewah saat digunakan untuk acara dan upacara khusus. Kain endek juga digunakan untuk upacara di pura, selain dikanakan untuk busana sehari-hari. Para penenun mulai bekerja memintal benang atau ngulak sesuai dengan corak yang telah disiapkan.

“Yang membuat pola adalah anak-anak sekolah,” ujar Ketut Suryani. “Mereka biasanya ke sini setelah pulang sekolah,” ujarnya. Walhasil, para penenun pun tinggal berkarya mengikuti pola ikatan benang. Anak-anak sekolah yang dimaksud ialah pelajar sekolah menengah jurusan desain yang rutin datang mengikat benang menikuti pola motif yang dibuat pemilik pertenunan, Drs I Nyoman Sudira, MM.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan


I Nyoman Sudira menunjukkan benang yang telah diberi warna dalam pembuatan kain Tenun Endek di tempat Pertenunan Astiti, Banjar Jero Kapal, Desa Gelgel, Klungkung, Bali. (TEMPO | Bintari Rahmanita)

Pensiunan pegawai sekretariat DPRD Klungkung ini sebenarnya baru terjun membantu istrinya setelah memasuki masa purnakarya. Dia mulai mewarnai sendiri, baik dengan pewarna alam maupun sintetis. Sebelumnya, urusan tersebut diserahkan kepada orang lain. Tak hanya itu, pria sepuh ini juga memanfaatkan teknologi untuk membuat pola dan memindahkan ke gulungan benang lebih mudah dan singkat. Hasilnya tak hanya dijual di balai kerja, tapi juga di dua gerai di Pasar Seni Semarapura, Klungkung, dan di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar. Harga kain endek berukuran 2,25 meter dijual mulai Rp 200 ribu.

Penasaran dengan Desa Sulang, yang juga dikenal dengan kampong penenun. Di Banjar Kawan, Kecamatan Klungkung, ada gerai Endek Gurita milik Kadek Antari, MPd, yang dibuka empat tahun lalu. Seorang penenun di sana, I Dewa Ayu Nyoman Arti, 50 tahun, mengatakan sudah 34 tahun menggeluti bidang ini. Di gerai itu, dia menenun berdua dengan temannya. “Tapi di sekitar sini, ada 50 orang yang nenun di rumah sendiri-sendiri,” ujarnya.

Nyoman Arti mengatakan membuat kreasi sendiri, kecuali ada pesanan. Ia lebih banyak membuat motif polos, kadang corak kotak-kotak yang sekarang banyak permintaan. Harga dipatok tergantung jenis benang. Katun endek berbahan benang katun dengan pewarna alam dijual mulai Rp 600 ribu. Namun kain dengan pewarna sintetis mulai Rp 250 ribu. Kalau bahannya benang sutera, harganya bisa dua kali lipat.

TRAVELOUNGE

Berita lainnya:
Kaktus Dapat Dikonsumsi dan Baik buat Kesehatan
Wanita Sering Menghindari Tatapan Pria Idaman, Kenapa?
Bakteri di Botol Minum, Model Seperti Apa yang Relatif Aman?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

1 hari lalu

Ilustrasi wanita mengenakan celana jeans ketat. AP/Alastair Grant
Tampil Menarik Itu Menyakitkan, Ternyata Penyebabnya Pakaian

Dalam beberapa kasus ingin tampil menarik dengan pakaian tertentu tapi justru berdampak pada kesehatan. Berikut penyebabnya.


Tampil Kasual dengan Baju Flanel

7 hari lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee


Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

15 hari lalu

Seorang gadis dengan blus ala boho chic menghadiri Coachella Valley Music & Arts Festival 2016, di Indio, California.  Matt Cowan/Getty Images for Coachella
Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.


Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

20 hari lalu

Victoria Beckham. Instagram.com/@victoriabeckham
Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion


Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

25 hari lalu

Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani mengenakan peci hitam saat menjalani sidang lanjutan di PN Surabaya, Selasa, 12 Februari 2019. Saat ini Dhani sedang menjalani sidang atas kasus yang terjadi di Surabaya. ANTARA/HO/Ali Masduki
Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

36 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.


Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

53 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.


IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

Revolusi Fashion Lokal dalam Indonesia Fashion Ecosystem Summit  (IDFES 2024)
IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.


Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.


Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), tampil paling formal pada debat capres kelima.