TEMPO.CO, Jakarta - Montessori merupakan metode pendidikan yang ditemukan Maria Montessori 100 tahun lalu. Pola pendidikan modern ini dianggap berbeda dengan gaya pendidikan saat itu dan saat ini. Apa yang membedakannya?
Pakar Montessori Henderina Corry menjelaskan, pola pendidikan di Montessori memiliki gaya belajar yang berbeda dengan sekolah lain. “Jika di sekolah lain semua ide belajar dari guru, di Montessori sebaliknya, yaitu dari individu atau anak. Jadi guru mengajar saat anak ingin belajar. Misalnya, guru akan bertanya kepada mereka, ‘Kamu mau belajar apa?’. Bila ingin mewarnai, barulah guru menyediakan dan mengajarkannya,” kata Corry saat ditemui di Unilever Daycare 2016 di Jakarta, awal Juli lalu.
Dia menambahkan, metode belajar Montessori ini menumbuhkan keinginan belajar dari anak-anak. Setiap anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena itu, jika kebanyakan dilarang, akhirnya anak akan menjadi bosan dan malas belajar.
“Di usia 0-6 tahun, banyak yang bisa dipelajari anak, seperti practical life, cara memasang kancing baju, dan menuang air. Kelihatannya sepele, tapi ternyata banyak lho, anak yang sudah berusia 6 tahun belum bisa memasang kancing bajunya,” ujar Corry.
Tidak hanya itu, menurut dia, di Montessori juga diajarkan matematika dengan cara konkret, namanya golden bit. Mereka bisa menghitung mulai dari 1 hingga 1.000. Jadi cara berhitungnya pun konkret. Anak bisa membedakan 1 hingga 1000 dengan memegang benda sesuai dengan jumlahnya. Begitu juga dengan belajar mengenal huruf, tidak ditulis langsung, tapi mereka melihat bendanya, cara mengucapkan, dan diambil setiap hurufnya.
“Gaya belajar Montessori memudahkan anak memahami hal-hal yang abstrak. Bahkan, di usia 5-6 tahun, mereka sudah bisa penjumlahan ribuan. Sebab, dengan belajar konkret, saat belajar semua sudah di luar kepala,” kata Corry.
Berita lainnya:
Melia Vanda, Antara Piano dan Steak
Pantau Periode Haid Usai Melahirkan
Cara Mengatasi Makanan dari Kerumunan Semut
5 Bumbu Dapur Super Sahabat Kesehatan