TEMPO.CO, Surabaya - Para model cantik berbusana batik berlenggok dalam pembukaan Surabaya Fashion Parade 2016, Rabu, 11 Mei 2016. Parade bertema “Vismaya Navamika” itu merupakan acara fashion show terbesar di Jawa Timur, yang diadakan untuk menyambut ulang tahun Kota Surabaya.
Rangkaian fashion show ini merupakan ajang pertemuan antara perajin batik Jawa Timur dan perancang busana Surabaya. "Tujuannya agar batik Indonesia bisa go internasional, menyatukan idealisme desainer dengan perajin," ujar Didya Hody, salah satu perancang busana yang ikut dalam pembukaan Surabaya Fashion Parade di Convention Hall Tunjungan Plaza, Surabaya.
Permasalahan batik yang ada selama ini, menurut Didya, adalah tidak adanya kesepahaman antara perajin dan perancang busana. Kondisi yang terjadi saat ini, perajin batik lebih banyak memamerkan karyanya di luar negeri dalam bentuk lembaran kain saja. Padahal akan lebih menarik bila sudah berbentuk busana. "Memperkenalkan secara internasional terlalu susah tanpa ada model busana," ujar pemilik Galeri Interim "Ananta" itu.
Menurut Didya, batik dalam bentuk busana menjadi penting karena masyarakat internasional belum mengenal batik dengan baik. "Seharusnya peluang ini bisa dimanfaatkan Indonesia untuk menggebrak perekonomian melalui karya daerah," kata Didya.
Dalam acara itu, tujuh perancang busana menampilkan 20 koleksi karya mereka. Setiap perancang busana ditunjuk untuk berkolaborasi dengan dua perajin batik asal kota atau kabupaten di Jawa Timur. Total ada 14 perajin batik yang berkolaborasi dengan para desainer terbaik asal Surabaya.
Baca Juga:
Tujuh perancang busana yang memamerkan karyanya adalah Ketique, Natalia Soetjipto, Esa Yuri, Embran Nawawi, Yunita Kosasih, Interim "Ananta", dan Bramanta Wijaya. Mereka bekerja sama dengan perajin yang terkumpul dalam Asosiasi Perajin Batik Jawa Timur.
SITI JIHAN
Baca juga:
Membuat Steak Kambing yang Simpel
Ingin Awet Muda Secara Alami, Perbanyak Konsumsi Likopen
Setop Gunakan Sabun untuk Mencuci Wajah!