Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Jenis Buah Pengusir Letih dan Lesu

Editor

Susandijani

image-gnews
sxc.hu
sxc.hu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kekurangan zat besi termasuk masalah yang dialami banyak orang dan berdampak pada anemia. Selain itu, kekurangan zat besi juga menyebabkan kekurangan energi dan rambut rontok. Tubuh pun tak bisa berfungsi dengan maksimal bila kekurangan zat besi.

Selain dari suplemen, ada cara alami yang bisa dilakukan untuk memperoleh zat besi. Sayuran seperti bayam sering dijadikan pilihan, tapi tahukah kita bahwa banyak jenis buah yang bisa dijadikan sumber zat besi? Cobalah beberapa buah-buahan nikmat berikut untuk mendapatkan asupan zat besi yang lebih baik, seperti dilansir India Times. (BacaAnemia Mengintai, Simak Efek Jangka Panjangnya pada Si Kecil)


1. Anggur kering
Anggur kering atau kismis bukan hanya hiasan dan penambah rasa pada kue dan roti. Anggur kering ini juga sumber zat besi yang tinggi.

2. Fig
Buah ini memang kurang dikenal di Indonesia, tapi mengandung zat besi yang tinggi, baik dimakan langsung atau dikeringkan. Kandungan zat besinya akan berlipat bila buah ini direndam dalam air semalaman.

3. Kurma
Buah ini bukan hanya sangat manis tapi juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Dalam 250 gram kurma terkandung 3 miligram zat besi.


4. Delima
Meski tak terlalu mudah ditemukan, delima layak dipertimbangkan untuk dikonsumsi setiap hari karena kaya zat besi. Selain bisa dimakan langsung, bulir-bulir delima yang merah menggoda juga bisa ditambahkan pada es campur, salad, atau rujak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

5. Keluarga jeruk
Apapun jenisnya, keluarga jeruk kaya vitamin C. Kita bisa memilih jeruk, jeruk bali, lemon, atau jeruk nipis dan kandungan vitamin C yang tinggi akan membantu tubuh menyerap zat besi dari sayuran hijau dan kacang-kacangan. (Baca:35 Persen Pekerja Wanita Kena Anemia, Produktivitas Anjlok)

6. Buah tropis
Bersyukurlah kita sebagai warga Indonesia karena di negeri tropis ini banyak terdapat buah eksotis dan kaya manfaat kesehatan. Ada jambu batu, pepaya, nanas, mangga, sirsak, srikaya, belimbing, atau nangka, yang tinggi vitamin C dan membantu penyerapan zat besi.


7. Beri-berian
Keluarga beri, seperti stroberi, arbei, raspberi, beri hitam, dan beri biru juga mengandung vitamin C yang sangat tinggi dan membantu penyerapan zat besi dan mencegah anemia.

PIPIT

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

13 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

17 hari lalu

Babe Cabita. Foto: Instagram/@raditya_dika
Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

17 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


9 Cara Mengatasi Mata Berkunang-kunang

40 hari lalu

Ilustrasi mata berkunang-kunang. Shutterstock
9 Cara Mengatasi Mata Berkunang-kunang

Mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya mata berkunang-kunang dan menjaga kesehatan mata Anda secara keseluruhan.


7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang yang Harus Diketahui

40 hari lalu

Ilustrasi anemia. (Style Craze)
7 Penyebab Mata Berkunang-Kunang yang Harus Diketahui

Mata berkunang-kunang terkadang terasa seperti sedang melihat bintang, kilatan cahaya, atau aura.


BRIN Teliti Manfaat Daun Kelor untuk Atasi Stunting dan Anemia

47 hari lalu

Daun Kelor. Pexels.com
BRIN Teliti Manfaat Daun Kelor untuk Atasi Stunting dan Anemia

BRIN menggarap proyek penelitian tentang intervensi pemberian makanan tambahan yang diperkaya daun kelor untuk balita berstatus stunting dan anemia.


Banjir Istilah Kesehatan Saat Debat Capres: Stunting, Gizi Buruk, Obesitas, hingga Anemia

5 Februari 2024

Banjir Istilah Kesehatan Saat Debat Capres: Stunting, Gizi Buruk, Obesitas, hingga Anemia

Isu kesehatan dalam debat capres muncul mulai dari stunting, gizi buruk, obesitas, dan anemia. Ini artinya.


Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

18 Januari 2024

Ilustrasi kacang kedelai. Sustainablepulse
Bahaya Ibu Hamil Makan Kedelai Utuh bagi Janin Laki-laki Menurut Dokter Kandungan

Dokter kandungan mengatakan makan kedelai utuh bisa memicu masalah genital pada janin laki-laki. Apa dampaknya?


Pakar: Ibu Hamil Perlu Zat Besi tapi Jangan Kelebihan Vitamin A, Cek Risikonya

16 Januari 2024

Ilustrasi ibu hamil. Shutterstock
Pakar: Ibu Hamil Perlu Zat Besi tapi Jangan Kelebihan Vitamin A, Cek Risikonya

Ibu hamil butuh zat besi untuk mencegah anemia dan perkembangan janin tapi tak dianjurkan mengasup vitamin A terlalu banyak. Pakar sebut risikonya.


Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

10 Januari 2024

Ilustrasi panci. id.priceaz.com
Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

Pajanan timbal dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, khususnya pada anak. Berikut penjelasan peneliti FKUI.