"

Mau Menikah? Sudahkah Mendapat 5 Vaksin Ini?

Editor

Susandijani

Ilustrasi vaksin. shutterstock.com
Ilustrasi vaksin. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemeriksaan kesehatan pranikah atau premarital check-up penting dilakukan sepasang calon suami istri sebelum pernikahan atau saat merencanakan pernikahan.

Menurut dr. Kristoforus Hendra Djaya SPpD, seorang Disease Prevention Expert yang juga CEO dari In Harmony Clinic mengatakan sebelum menikah jangan hanya mempersiapkan pestanya, namun sering kali calon pengantin tidak melakukan persiapan jangka panjang yaitu kesehatan dengan melakukan premarital check-up.

“Pemeriksaan kesehatan pranikah sangat penting untuk mendeteksi penyakit-penyakit yang bisa ditransfer antar pasangan, atau bisa diturunkan kepada keturunan kita kelak. Untuk itu, penting untuk pencegahan dengan melakukan vaksin premarital," jelas dr. Kristoforus di temui di pameran pernikahan di JCC Senayan, belum lama ini.

Dia menambahkan, ada beberapa pemeriksaan dalam premarital check up yaitu TORCH atau Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks serta jenis penyakit yakni Telesemia yang bukan merupakan infeksi tapi diturunkan.

“Namun, check-up tidaklah cukup, premarital check-up sendiri hanya sebatas mendeteksi. Untuk itu, penting melakukan imunisasi atau vaksin premarital sebagai langkah pencegahan atau preventif yang dapat dilakukan,” sarannya.

Lalu vaksin apa saja yang harus dilakukan calon pengantin? Ada 5 jenis vaksin yang harus dilakukan 7 bulan sebelum pernikahan, yaitu :

1.      Vaksin HPV (Human Papilloma Virus) yang menjadi penyebab kanker serviks (wanita) dan kulit kelamin (pria).

2.      Vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubela) yang beresiko gondongan penyebab infertilitas/gangguan kesuburan, keguguran, serta cacat bawaan pada anak.

3.      Vaksin Virus Varicela atau cacar air. Varicela pada ibu hamil trimester terakhir dapat membuat bayi yang dilahirkan juga menderita cacar air.

4.      Vaksin Hepatitis B yang berguna mencegah penyakit yang ditularkan melalui darah dan hubungan sex. Penyakit ini menyebabkan sakit kuning, radang hati bahkan sirosis dan kanker hati.

5.      Vaksin DPT (Diphtteria Tetanus Pertussis) mencegah infeksi bakteri DPT yang banyak menyerang bayi baru lahir, kejang pada bayi yang berakibat fatal.

TABLOIDBINTANG








Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

4 hari lalu

Imunisasi Campak
Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

Kota Bogor menerangkan deerahnya tidak dalam status kejadian luar biasa (KLB) Campak Rubella karena meskipun terdapat 143 sampel positif.


7 Penyebab Demam pada Anak, Ada Imunisasi Hingga Tumbuh Gigi

6 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
7 Penyebab Demam pada Anak, Ada Imunisasi Hingga Tumbuh Gigi

Orang tua kerap sangat khawatir ketika anak demam. Simak 7 penyebab demam pada anak yang perlu Anda waspadai


2 Peran Penting Imunisasi Dasar Menurut Kemenko PMK

10 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
2 Peran Penting Imunisasi Dasar Menurut Kemenko PMK

Kemenko PMK menjelaskan dua peran penting imunisasi dasar dalam memberikan perlindungan optimal pada anak. Apa saja?


DKI Gencarkan Imunisasi Campak di Permukiman Kumuh dan Padat Penduduk

56 hari lalu

Petugas medis Peskemas Gebang Raya mendata pelajar sebelum mengikuti imunisasi campak dan rubella kepada pelajar di SDIT Baidhaul Ahkam, Kota Tangerang, Banten, Kamis, 15 Oktober 2020. Program imunisasi kepada pelajar di Kota Tangerang terus berjalan di tengah pandemi COVID-19 guna menjaga kesehatan anak dari serangan penyakit. ANTARA FOTO/Fauzan
DKI Gencarkan Imunisasi Campak di Permukiman Kumuh dan Padat Penduduk

Dinas Kesehatan DKI gencarkan imunisasi campak di permukiman padat penduduk dan kumuh. Penularan bisa lebih cepat dibanding Covid-19.


Campak Mewabah, Dokter Anak: Komplikasi Paling Sering Pneumonia

21 Januari 2023

Dokter melakukan tindakan ke pasien bernama Surfana (1 tahun) saat penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats, Kabupaten Asmat, Papua, 27 Januari 2018. Data terakhir jumlah pasien campak dan gizi buruk di RSUD tersebut mencapai 88 orang. ANTARA/M Agung Rajasa
Campak Mewabah, Dokter Anak: Komplikasi Paling Sering Pneumonia

Pandemi Covid-19 diduga berdampak kepada penurunan cakupan imunisasi campak. Panen wabahnya terjadi saat ini.


Kasus Campak Tahun 2022 Naik 32 Kali Lipat, Kemenkes Ungkap Penyebabnya

21 Januari 2023

Bidan Puskesmas Cisimeut menyuntikkan vaksin campak kepada seorang anak Suku Baduy di Kampung Cisadane, Lebak, Banten, Jumat 26 AGustus 2022 malam. Program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di kawasan pedalaman Baduy tersebut dilaksanakan hingga malam hari agar anak dan ibu Suku Baduy mau mengikuti kegiatan pemberian imunisasi untuk meningkatkan kesehatan serta mencegah berbagai penyakit. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Kasus Campak Tahun 2022 Naik 32 Kali Lipat, Kemenkes Ungkap Penyebabnya

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine membeberkan penyebab di balik naiknya Campak hingga 32 kali lipat kasus terkonfirmasi


Bayi Umur 4 Bulan di Aceh Tengah Diduga Menderita Polio, Sampel Sedang Diperiksa Lab di Jakarta

17 Januari 2023

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio tetes (Oral Poliomyelitis Vaccine) kepada anak dan balita saat imunisasi polio serentak di Kantor Balai Desa Meureubo, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Senin 12 Desember 2022. Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) serentak di 21 kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada 12-16 Desember 2022 untuk menyasar 1,2 juta anak berusia nol hingga 12 tahun itu sebagai upaya percepatan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) Polio tipe 2 yang ditemukan di Kabupaten Pidie. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Bayi Umur 4 Bulan di Aceh Tengah Diduga Menderita Polio, Sampel Sedang Diperiksa Lab di Jakarta

Bayi umur 4 bulan yang diduga menderita polio itu menunjukkan gejala lumpuh layu. Sampel sedang diperiksa di laboratorium di Jakarta.


Kemenkes Sebut Capaian Imunisasi Kejar di Luar Jawa-Bali Masih Rendah

3 Desember 2022

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Kemenkes Sebut Capaian Imunisasi Kejar di Luar Jawa-Bali Masih Rendah

Berdasarkan temuan, Provinsi di luar Jawa-Bali memiliki capaian imunisasi kejar yang lebih rendah dibandingkan dengan wilayah regional Jawa Bali.


Penyakit Campak pada Anak: Kenali Gejala dan Pencegahannya

2 Desember 2022

Imunisasi Campak
Penyakit Campak pada Anak: Kenali Gejala dan Pencegahannya

Gejala campak biasanya muncul 7-14 hari setelah tertular.


Inilah Dampak jika Anak Tidak Diimunisasi Lengkap dan Tepat Waktu

1 Desember 2022

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Inilah Dampak jika Anak Tidak Diimunisasi Lengkap dan Tepat Waktu

Anak yang tidak diberi imunisasi lengkap dan tepat waktu dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatannya.