TEMPO.CO, Bogor - Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Petanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Hardinsyah menegaskan kebutuhan pangan dan pemenuhan gizi yang baik saat ini bukan lagi sekedar untuk pemenuhan kebutuhan fisikologis dan bertahan hidup untuk sehat, namun juga untuk kebutuhan keamanan, kecerdasan, serta stabilitas suatu negara, serta sebagai tolak ukur gaya hidup.
“Di Indonesia fungsi makan untuk meningkatkan kecerdasan baru ada 15 tahun terakhir, karena cerdas itu fungsi otak sehingga diperlukan asupan gizi yang baik, salah satunya dengan sarapan yang teratur terbukti meningkatkan kualitas belajar anak," kata Herdiansyah dalam program journalist goes to campus yang digelar Group Danon yang bekerjasama dengan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor, Selasa 22 Agustus 2017.
Satu sisi, peran makanan dalam perkembangan saat ini juga berfungsi untuk rasa percaya diri sebagai dan meningkatkan martabat seseorang, segingga banyak masyarakat terutama para perempuan atau kaum sosialita berkumpul di tempat makanan (restoran) untuk menunjukan status mereka. "Jadi apa yang mereka pesan dan makan sebagi tolak ukur martabat dan percaya diri. Ini yang terjadi saat ini,” kata dia.
Sehingga dalam perkembangannya terutama di negara-negara maju, karena fungsi makanan dan gizi bukan lagi hanya sekadar hidup namun ada fungsi sosial, ekonomi dan politik di dalamnya, maka dalam menentukan makanan yang akan dibeli oleh masyarakatnya jumlah pertimbangan untuk dipilih.
Sebanyak 84 persen masyarakat mempertimbangkan rasa saat akan memilih makanan, 71 persen dilihat dari harga, 64 persen dipilih karena sehat, 52 persen dipilih karena coefficient, dan 41 persen karena sustainability. "Sedangkan yang terjadi di masyarakat Indonesia dalam memilih makanan lebih mengutamakan harga, sedangkan kesehatan selanjutnya,” kata dia.
Baca Juga:
Sebelum membeli satu makanan, biasanya masyarakt modern akan melihat dulu tanggal kedaluwarsa (expired date), informasi fizi, kemasan dan lainya. "Sedangkan masyarakat kita saat ini lebih banyak melihat lebel halal, baru tanggal kedaluwarsa, karena memang terkait dari budaya dan agama,” kata dia.
M. SIDIK PERMANA
Berita lainnya:
Mike Lewis Bikin Kue di Harvest, Seperti Apa Bentuknya
Mau Bercerai, Jawab Dulu 5 Pertanyaan untuk Diri Sendiri
SEA Games: Lindswell Kwok Merasakan Kegagalan Terparah, Apa Itu?