TEMPO.CO, Jakarta - Tak perlu malu bila kita memiliki pantat yang penuh dengan lemak. Banyak orang justru ingin memilikinya sehingga rela melakukan operasi plastik dan menambahkan implan.
Sebuah analisa menyebutkan mereka yang memiliki banyak lemak di pantat dan paha memiliki risiko lebih kecil terserang penyakit jantung dan diabetes dibanding mereka yang lemaknya menumpuk di bagian tubuh lain. Para peneliti membuat hipotesa bahwa orang yang ramping dan memiliki timbunan lemak di bagian bawah tubuh dan lemak tersebut justru berperan penting dalam menurunkan risiko penyakit metabolisme, seperti penyakit jantung dan diabetes.
Untuk membuat analisa itu, para peneliti di Jerman mempelajari informasi dari hampir 1.000 orang, termasuk yang berberat badan normal, kelebihan berat badan, dan obesitas. Mereka menjalani tes untuk mendapatkan kepastian soal massa lemak tubuh dan distribusi lemak. Seluruh peserta memiliki risiko penyakit jantung dan diabetes yang tinggi berdasarkan berat badan, riwayat diabetes keluarga, atau kadar glukosa yang tinggi.
Para peneliti mendapati di antara orang-orang yang berat badannya normal, pemrediksi terbesar dari metabolisme yang tidak sehat adalah akumulasi lemak yang rendah di tubuh bagian bawah. Dengan kata lain, lebih banyak lemak di tubuh bagian bawah justru memberi perlindungan lebih dalam melawan masalah metabolisme buat mereka yang berat badannya normal.
Apa alasannya? Bila berada di tubuh bagian bawah, lemak akan tetap berada di tempatnya dan tidak membahayakan organ lain, Berbeda bila lemak menumpuk di perut, yang bisa menutupi jantung dan lever, begitu kata peneliti. “Bokong dan paha adalah tempat aman buat lemak karena tak akan masuk ke darah dan mencapai organ-organ,” jelas penulis pendamping penelitian, Norbert Stefan, kepada Daily Mail.
Bila orang-orang dengan berat badan normal memiliki sedikitnya dua macam faktor risiko metabolisme, mereka harus diperiksa untuk mengetahui penyakit metabolismenya, misalnya penyakit lemak lever atau pengerasan dan penyempitan pembuluh darah akibat tumpukan kerak, sehingga pengobatannya bisa dilakukan lebih awal, begitu saran peneliti. Hasil penelitian ini dimuat di jurnal Cell Metabolism pada 1 Agustus 2017.
PIPIT
Berita kesehatan lainnya:
Antibiotik Harus Dihabiskan, Fakta atau Salah Kaprah?
7 Penyakit Hewan Peliharaan yang Bisa Menulari Tuannya
Hair Dryer Lebih Kotor dari Toilet, Waspadai Penggunaannya