TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya kasus bunuh diri belakangan ini semakin memprihatinkan. Latar belakang tindakan nekat tersebut juga bermacam-macam. Contohnya, depresi, malu karena sesuatu hal, putus cinta, kecewa, ditinggal mati orang tersayang, atau terpengaruh orang lain.
Baca: Kenali Gejala Bunuh Diri dari Posting-an di Media Sosialnya
Menurut psikiater Nova Riyanti Yusuf, tidak semua tindakan bunuh diri disebabkan gangguan jiwa. Apa pun jenis bunuh diri dan latar belakangnya, Nova menganggap sudah waktunya ada badan khusus untuk kesehatan jiwa agar kasus bunuh diri bisa ditekan.
Baca juga: 3 Kasus Bunuh Diri Berturut-turut, Dimulai di Apartemen Gateway
"Itulah perlunya didirikan badan khusus untuk kesehatan jiwa atau lebih spesifik membuat pusat pencegah bunuh diri di Jakarta," ujar Nova dalam acara diskusi bertema "Tragedi Bunuh Diri, Penyebab dan Efek Viral di Media Sosial" di kantor Tempo, Jumat, 28 Juli 2017..
Nova percaya anggaran yang dimiliki daerah cukup besar, sedangkan membuat badan khusus seperti itu tak memerlukan dana terlalu besar. Apalagi, kasus bunuh diri di kota lebih tinggi daripada di desa, termasuk Jakarta.
Artikel terkait: Kenali Tanda-tanda Orang Mau Bunuh Diri
PIPIT