TEMPO.CO, Jakarta - Rokok menjadi ancaman seiring dengan kian banyaknya anak-anak yang mencoba merokok. Sebenarnya, tak ada kata terlalu dini buat para orang tua untuk berbicara dengan anak-anak mereka soal rokok. Baca: Memerangi Promosi Rokok di Sekitar Anak-anak
Kita mungkin berpikir apa gunanya membicarakan bahaya rokok dengan anak-anak berusia 5 atau 6 tahun. Sebab, biasanya anak-anak mulai merokok ketika duduk di bangku SMP. Tapi akan semakin baik jika kita membicarakan soal bahaya dan kerusakan akibat rokok sejak dini.
Cara terbaik untuk mengurangi kematian akibat rokok adalah dengan mencegah anak-anak merokok. Riset menunjukkan 90 persen perokok memulai kebiasaan buruknya sejak kecil. Untuk berdiskusi soal rokok dengan anak-anak sejak dini, terapkanlah tips yang dikutip dari laman Very Well berikut ini.
1. Fokus pada apa yang dimengerti anak
Seperti kita ketahui, bagian terburuk dari merokok adalah ancaman berbagai jenis kanker, kerusakan paru-paru, dan masalah lainnya. Tapi berbicara soal potensi kanker dengan anak-anak kurang mengenai sasaran karena mereka tak peduli dengan akibat jangka panjang.
Anak-anak akan lebih merespons hal-hal yang jelas soal rokok, seperti aroma tak sedap yang menempel di rambut dan baju, gigi menjadi kuning, napas berbau, masalah kulit, mulut sakit, dan sebagainya.
Bicarakan juga soal dampak keuangan akibat merokok. Ambil kalkulator, dan hitunglah berapa besar uang yang terbuang untuk membeli rokok selama 10, 20, 30 tahun ke depan. Lalu buatlah perkiraan apa yang bisa dibeli dengan uang sebanyak itu.
2. Kaitkan pembicaraan dengan olahraga
Bila anak memiliki minat pada olahraga, beri tahu apa dampak merokok pada performa mereka di lapangan. Jelaskan bagaimana merokok bisa mengurangi kemampuan mereka berlari atau anak-anak harus berhenti bermain karena kehabisan napas.
3. Bahas soal kecanduan
Anak kecil belum mengerti soal kecanduan nikotin. Jelaskan kepada mereka soal kecanduan merokok dan sekali mencoba akan sulit berhenti.
4. Bicarakan juga soal bahaya rokok alternatif
Rokok elektronik semakin banyak dikonsumsi dan bukan tak mungkin anak tertarik untuk mencobanya karena dianggap lebih keren dan aman. Pastikan mereka memahami rokok elektronik ini sama berbahayanya dengan rokok konvensional.
5. Ajarkan cara menolak
Tak jarang anak merokok karena ikut-ikutan atau dipengaruhi teman-temannya. Ajarkan anak untuk berani menolak bila ditawarkan rokok oleh temannya, misalnya “Tidak, saya tak suka baunya”.
6. Tegaskan pentingnya hidup sehat
Daripada berulang kali membahas bahaya rokok, cobalah bicarakan soal pentingnya gaya hidup sehat. Jelaskan bagaimana pola makan sehat, cukup tidur, dan rutin berolahraga bisa membantu anak membentuk tubuh yang bagus dan tak gampang sakit.
7. Jadilah panutan
Anak-anak yang orang tuanya merokok biasanya juga menjadi perokok karena mereka tidak melihat hal itu sebagai kebiasaan buruk. Bahkan saat kita berjanji untuk berhenti atau berandai-andai tidak merokok, kata-kata itu tidaklah efektif. Lebih baik orang tua berhenti merokok demi kesehatan diri sendiri dan keluarga.
8. Rumah selalu aman dari rokok
Buat peraturan tak boleh ada rokok, bahkan asapnya di rumah. Bila ada kerabat atau tamu yang merokok, jelaskan kepada mereka di rumah dilarang merokok. Bila anak melihat orang tuanya konsisten dengan perarutan ini, mereka juga tak meniru kebiasaan buruk merokok.
9. Perhatikan apakah anak sudah merokok
Bila anak sudah cukup besar, orang tua pasti khawatir apakah mereka merokok atau tidak. Perhatikan bau napas, napas yang terengah, serta noda dan bau pada pakaian. Jika mereka mengaku telah merokok, cobalah menahan diri untuk tidak memarahinya. Jelaskan dengan tenang betapa kecewanya kita lalu buatlah rencana bersama bagaimana agar mereka tak merokok lagi. Jelaskan pula konsekuensi bila anak kembali merokok. Baca juga: Mengandung 50 Jenis Racun, Begini Rokok Pengaruhi Otak
PIPIT
Berita lainnya:
Alasan Warna Terjelek Jadi Pilihan Kemasan Rokok
Masalah Bungkus Rokok, Australia Jatuhkan Denda ke Phillip Morris
Wali Kota Padang Tolak Iklan Rokok, Siap Kehilangan PAD Rp 4 Miliar