2. Strategi investasi jangka panjang
Ada baiknya Anda memiliki investasi jangka panjang. Anda bisa memiliki saham atau obligasi yang dapat menghasilkan keuntungan yang diperlukan sebagai sumber dana pendukung di sepanjang masa pensiun sekaligus memberikan perlindungan saat pasar mengalami kemunduran.
Anda juga harus mengetahui toleransi risiko dan berapa lama Anda akan menginvestasikan uang di bidang itu. (baca :Kerja Terlalu Lama, Stroke dan Gagal Jantung Mengintai)
Guna menentukan rencana investasi yang menggabungkan dua manfaat itu, perangkat seperti Vanguard's Investor Questionnaire, akan memberikan saran gabungan saham dan oblihasi berdasarkan risiko toleransi dan seberapa panjang Anda ingin menginvestasikan uang Anda.
Kalau tidak ingin mengalokasikan saham/obligasi sendiri, Anda bisa berinvestasi di dana pensiun atau managed account, yang menetapkan dan mengelola gabungan aset untuk Anda.
Anda juga mencari investasi berbiaya lebih rendah seperti Index Fund dan Exchange Traded Fund (ETF).
3. Rencana pemantauan reguler
Memiliki rencana saja tidak cukup. Anda juga harus melakukan pemantauan secara reguler. Setidaknya Anda memeriksa tabungan dan investasi setahun sekali dan melakukan pemeriksaan kembali jika pasar mengalami penurunan.
Anda juga bisa meninjau kembali kepemilikan dana guna memastikan kebutuhan untuk memasukkan dana baru dalam portofolio Anda, atau ETF yang pernah menjadi gagasan yang bagus namun tidak sesuai dengan strategi jangka panjang. (baca :Cemas Lihat Buih Kopi? Mungkin Anda Trypophobia, Apa Itu?)
Bagian terpenting dari latihan pemantauan reguler adalah memastikan bahwa Anda membuat kemajuan memadai dalam menuju masa pensiun yang aman.
Dalam hal ini perangkat seperti T. Rowe Price's Retirement Income Calculator, yang ada di bagian RealDealRetirement's Tools & Calculators, bisa membantu.
Namun, bukan berarti rencana tertulis adalah semacam peluru perak yang akan membuat masa pensiun Anda sukses. Anda tetap harus berhemat dan berinvestasi dalam arti yang sebenarnya.
ANTARA