TEMPO.CO, Jakarta - Pakaian dan perabotan berbahan kain bisa menjadi sarang bakteri. Penggunaan cairan disinfektan bisa membantu mengatasi masalah tersebut.
Tidur dengan seprai dan sarung bantal-guling yang bersih sangat menyenangkan. Namun siapa sangka di balik kelembutan seprai, sarung bantal-guling, dan selimut tersimpan bakteri atau kuman yang biasa tumbuh di serat kain?
Menurut penelitian ahli mikrobiologi lingkungan dari International Scientific Forum on Home Hygiene (IFH), Ryan Gene Gaia Sinclair, pada pakaian dan peralatan rumah tangga berbahan kain yang tidak terjaga kebersihannya, ditemukan bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, dan Pseudomonas. Bakteri itu ditemukan, antara lain, di handuk, seprai, dan sarung bantal.
“Semua bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada manusia,” ujar Sinclair, dalam sebuah seminar kebersihan di Hotel Kempinski, Jakarta. Bakteri-bakteri ini menclok dan terbawa oleh peralatan yang dipakai manusia.
Misalnya, Staphylococcus aureus dapat menempel pada dinding mesin cuci. Sebelumnya bakteri ini terbawa oleh pakaian kotor dan berpotensi menyebar ke pakaian lain. “Terutama pada pakaian yang lembab atau basah,” ujar Sinclair.
Baca Juga:
Selain menyebar lewat pakaian kotor, bakteri bisa muncul akibat kontaminasi dari berbagai sumber seperti kulit, tumpahan atau bercak makanan, dan hewan peliharaan. Bahkan, bakteri juga bisa berpindah ke tubuh orang yang merawatrekannya yang telah terkontaminasi sebelumnya. Bakteri tersebut menyebar melalui kontak tangan atau lewat permukaan kulit.
Menurut Sinclair, mencuci pakaian memang dapat menghilangkan kotoran pada pakaian, tapi belum tentu dapat menekan jumlah keberadaan bakteri dalam pakaian. Karena itu, setelah dicuci, sebaiknya pakaian direndam dalam cairan disinfektan yang tidak berbahaya bagi manusia.
KORAN TEMPO
Berita lainnya:
Bagian Tas yang Bikin Bakteri Nyaman Bersembunyi
Waspadai Tempat-tempat Sumber Alergi di Rumah
Kiat Membersihkan Rumah dengan Efektif