Bagaimana respons keluarga saat itu?
Orang tua sebenarnya melarang ikut modeling karena ingin aku fokus kuliah. Kebetulan saat itu sedang membuat skripsi. Menurut mereka, kalau mau ikut yang begitu (modeling), nanti dulu setelah kuliah.
Ketika masuk karantina Miss Indonesia, orang tua malah mendoakan supaya aku enggak menang. Sebab menurut papa dan mama, kegiatanku sudah cukup baik saat itu. Senin sampai Jumat kuliah di Universitas Prasetya Mulya dan di akhir pekan bersama keluarga dan ibadah di gereja sekaligus melakukan pelayanan.
Mereka juga khawatir kalau aku menang. Kesibukanku pasti akan lebih banyak lagi, selesai tidak kuliahnya? lalu bagaimana pergaulan di dunia hiburan. Lagipula, papa ingin aku lulus tepat waktu lalu melanjutkan usahanya di bidang bahan bangunan.
Cuma Tuhan punya rencana lain. Orang tuaku sadar kalau keinginan mereka berbeda dengan rancangan Tuhan. Akhirnya saat grand final Miss Indonesia, papa dan mama meminta maaf dan menyerahkan semua kepada Tuhan.
Momentum yang sempat membuat Natasha down dan bagimana membangkitkan semangat?
Sewaktu mengikuti Miss Indonesia, ada banyak kelas yang harus diikuti: belajar jalan di catwalk, makeup, public speaking, mengikuti kompetisi bakat, beauty with a purpose, multimedia, sampai belajar bagaimana cara berdiri, senyum sebagaimana seorang ratu. Capek itu pasti dan sempat down karena tekanannya tinggi. Tapi yang penting adalah positif mulai dari pikiran, perkataan, dan perbuatan. Setiap pagi di depan cermin, aku menyemangati diri untuk membangun suasana positif. Misalnya dengan mengatakan, “Acha cantik, pintar, luar biasa karena Tuhan menguatkan.”
Apa yang menyemangati Natasha Manuella ketika mengikuti Miss World 2016?
Aku selalu ingat sedang mewakili Indonesia, maka aku harus berusaha yang terbaik. Kesempatan ini tak mungkin terulang lagi, berjuang demi Indonesia di kancah internasional.
Dalam melakukan kegiatan sosial, kenapa Natasha Manuella memilih membantu para pemulung di Bantargebang, Bekasi?
Aku melihat kegatan memulung seperti lingkaran yang tak terputus. Memulung di gunungan sampah dilakukan anak kecil sampai orang dewasa dan berlanjut dari generasi ke generasi. Kalau dibiarkan, akan terus seperti itu lingkarannya. Kita harus melakukan perubahan di sini.
Miss Indonesia 2016, Natasha Mannuela, berfoto dengan anak-anak TPST Bantargebang dalam program Miss World 2016. Instagram.com
Setelah riset dan berdiskusi dengan banyak pihak, aku ingin memberdayakan masyarakat di Bantargebang untuk mulai berbisnis. Kepada bapak-bapak, aku dorong agar mereka mengelola kembali kolam ikan lele yang sempat dibiarkan. Buat ibu-ibu diajarkan membuat abon ikan lele, sedangkan anak-anak diberi pendidikan akademis dan non-akademis. Aku membuat buku mimpi yang isinya cita-cita mereka yang bukan menjadi pemulung.
Selanjutnya: Rutinitas kesehatan dan kecantikan Natasha Manuella