Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penjelasan Psikolog Mengenai Tren Operasi Plastik

image-gnews
Gaya mengubah diri menjadi wanita
Gaya mengubah diri menjadi wanita "Barbie" sudah menjadi sebuah trend saat ini. Bagi Lhouraii Li untuk menjadi wanita Barbie tidak lah harus melakukan operasi plastik, cukup hanya mempunyai keahlian merias wajah dan diri. instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Operasi plastik adalah fenomena yang semakin naik daun belakangan ini. Sejak dulu, tindakan mengubah sebagian atau seluruh penampilan fisik sudah dilakukan banyak orang. Bedanya, para pelakunya kini tidak lagi malu-malu mengakui melakukan sesuatu pada penampilannya.

“Ukurannya bukan boleh atau tidak boleh karena jika muncul pertanyaan itu, jawabannya akan sangat subyektif. Semua kembali kepada aturan pribadi,” ujar Anggia Chrisanti, konselor dan terapis Deep Psych Tapping Technique (DEPTH.) “Kecuali jika operasi plastik dilakukan terkait untuk memperbaiki yang rusak, misanyal bekas kecelakaan, kebakaran, tersiram minyak panas, atau cacat bawaan seperti bibir sumbing."

Menurut Anggia, operasi plastik bisa saja dilakukan dengan syarat adanya kerusakan, sedangkan sekarang yang terjadi orang-orang banyak melakukan pembenaran. Misalnya dengan menyebut hidungnya rusak, padahal maksudnya pesek. Dagunya rusak, padahal maksudnya tidak lancip.

Pipi saya rusak, padahal maksudnya tembam atau tidak tirus. Mata saya rusak, padahal maksudnya tidak berkelopak besar. “Maka sekali lagi, norma boleh atau tidak dikembalikan kepada masing-masing, termasuk dianggap dosa atau tidak, kembali kepada pembenaran masing-masing,” ujar Anggia.

Apalagi jika kemudian muncul alasan “demi menyenangkan suami”, seakan-akan operasi plastik menjadi boleh, sah, dan tidak dosa, dan seolah bernilai ibadah.  Operasi plastik di sini adalah alasan selain perbaikan yang sesungguhnya, karena kecelakaan atau cacat bawaan, perubahan yang tidak melulu dilakukan di meja bedah.

Termasuk di sini adalah mereka yang melakukan sulam alis, memakai lensa kontak berwarna, aneka suntikan (botoks, pemutih, silikon), dan sebagainya. “Mengubah sebagian atau seluruhnya, tanpa adanya kerusakan yang sesungguhnya, secara psikologis ada beberapa hal yang bisa melatarbelakangi,” kata Anggia.

#Tidak atau kurang rasa percaya diri
Biasanya orang-orang yang melakukan perubahan-perubahan ini pada dasarnya tidak atau kurang memiliki rasa percaya diri. Mereka menganggap diri tidak lebih baik atau justru lebih buruk dibandingkan orang lain. Perasaan ini biasanya hasil pembentukan lingkungan, terutama dalam citra tubuh dan diri. Biasanya pula karena sering dibanding-bandingkan, terutama dengan saudara atau orang tua.

#Penolakan
Hati-hati, rasa penolakan banyak juga terjadi pada orang-orang yang ketika masih dalam kandungan tidak atau kurang diharapkan oleh orang tuanya sehingga tanpa disadari membentuk pribadi yang tertolak. Lagi-lagi, kemudian mereka merasa keberadaan mereka tidak tepat atau tidak diharapkan, termasuk secara fisik. Walaupun setelah lahir dan tumbuh tidak ada lagi penolakan itu, tetap saja rasa itu telanjur ada. Maka, tanpa disadari pula, individu ini bahkan menolak keberadaan diri dan atau menolak keberadaan bentuk asli.  

#Tuntutan tinggi
Adanya tuntutan yang terlalu tinggi dari lingkungan, keluarga, atau orang tua akan kesempurnaan. Mereka hanya mau menerima hal-hal yang baik saja sehingga anak merasa tidak pernah diterima apa adanya. Maka, mereka akan mudah melakukan perubahan-perubahan pada diri agar tuntutan itu tercapai dan terpenuhi dengan alasan ingin diterima. Menurut mereka, dengan bentuk baru, mereka akan lebih diterima oleh keluarga, orang tua, teman, kekasih, suami, lingkungan masyarakat, dan lain-lain, karena telah memenuhi tuntutan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

#Tidak atau kurang bersyukur
Tentu melakukan perubahan-perubahan itu, baik operasi plastik seluruhnya atau hanya permak sana-sini, tidak mudah, tidak murah, dan cenderung berisiko, terutama bagi kesehatan namun, tetap saja ditempuh karena terlalu bersikeras ingin berubah. Mengapa tidak menerima saja apa yang sudah diberikan? Sekali lagi, ini bukan kasus cacat bawaan atau bekas kecelakaan.

Sesuatu yang kita anggap kurang, apalagi rusak, itu adalah yang paling sempurna dari Tuhan. Kita berbeda antara satu dengan yang lain karena memang tidak ada yang sama. Inilah diri kita, wajah kita, tubuh kita, dengan porsi dan takarannya masing-masing. Bersyukur karena ada banyak yang tidak seberuntung kita. Menerima, menjaga, merawatnya, itu tugas utama tanpa harus mengubahnya.

Jika perubahan yang dilakukan atas standar cantik keseragaman yang diciptakan dunia periklanan, yakni cantik, tinggi, putih, wajah tirus, kelopak besar, hidung mancung, dagu lancip, akibatnya orang tersebut hanya akan menjadi sama, seperti boneka. Lantas, apa saja yang akan hilang dari diri kita? Anggia menyebut 3 hal utama.

1. Hilangnya sisi humanis
Ada hal-hal kekurangan dalam diri atau fisik yang justru di situlah letak humanisnya. Inilah yang akan membedakan si A dengan si B atau si C  dengan yang lainnya.

2. Bersiap dengan risiko respon negatif
Terhadap sebuah perubahan, selalu ada dua kemungkinan, tanggapan positif atau negatif. Menempuh operasi plastik berarti tidak hanya harus siap menerima pujian, tapi juga cibiran atau bahkan hinaan. Harapan menjadi lebih diterima jauh dari kenyataan.

3. Menjadi sosok yang asing di mata orang-orang terdekat
Pikirkanlah anak, orang tua, pasangan, teman-teman dekat. Mereka akan melihat kita sebagai sosok yang berbeda dan sayangnya tidak dalam arti bagus. Mereka akan merasa asing dengan kita.

TABLOIDBINTANG

Artikel lain:

Kiat Memilih Buku Berdasarkan Usia Anak
Memahami Henti Jantung dan Penyebabnya
Tata Krama yang Wajib Diketahui Mulai Buka Mata sampai Tidur

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mooryati Soedibyo Berpulang di Usia 96 Tahun, Modal Rp 25 Ribu Mulai Bangun Mustika Ratu

1 hari lalu

Mooryati Soedibyo. TEMPO/Tony Hartawan
Mooryati Soedibyo Berpulang di Usia 96 Tahun, Modal Rp 25 Ribu Mulai Bangun Mustika Ratu

Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo wafat. Berikut kisah jatuh bangunnya membangun usaha kecantikan Mustika Ratu, modal awal Rp 25 ribu.


Sekilas tentang Anita Roddick dan The Body Shop yang Dikabarkan Bangkut

44 hari lalu

Suasana pengunjung belanja di stan The Body Shop dalam Jakarta X Beauty 2023 part 2 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis, 14 Desember 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri
Sekilas tentang Anita Roddick dan The Body Shop yang Dikabarkan Bangkut

Didirikan Dame Anita Roodick pada 1976, The Body Shop dimulai dengan keyakinan sesuatu revolusioner, bisnis menjadi kekuatan untuk kebaikan.


Jelang Usia 60 Tahun, Elle Macpherson Ungkap Rahasia Bugar dan Awet Muda

57 hari lalu

Elle MacPherson. REUTERS/Stringer
Jelang Usia 60 Tahun, Elle Macpherson Ungkap Rahasia Bugar dan Awet Muda

Elle Macpherson mengungkapkan bagaimana menjaga penampilannya agar awet muda. Menurutnya, kecantikan di luar adalah refleksi kesehatan dari dalam.


Mitos Mak Lampir, Diangkat ke Sandiwara Radio hingga Film Horor

11 Februari 2024

Sandiwara radio Misteri Gunung Merapi. Wikipedia
Mitos Mak Lampir, Diangkat ke Sandiwara Radio hingga Film Horor

Sejumlah film horor tayang di bulan Februari 2024 ini, salah satunya Film Lampir.


Kemenkop UKM: Kesehatan dan Kecantikan jadi Sektor Unggulan Pengembangan UMKM

6 Februari 2024

Ilustrasi Pameran Alat Kesehatan/Istimewa
Kemenkop UKM: Kesehatan dan Kecantikan jadi Sektor Unggulan Pengembangan UMKM

Kemenkop UKM berharap dapat menciptakan lingkungan yang mendukung lahirnya wirausaha yang inovatif, berbasis teknologi, dan bertahan.


Kian Banyak Anak Pakai Produk Perawatan Kulit Dewasa, Dermatolog pun Prihatin

26 Januari 2024

Ilustrasi perawatan kulit. Unsplash.com/Pressfoto
Kian Banyak Anak Pakai Produk Perawatan Kulit Dewasa, Dermatolog pun Prihatin

Dermatolog prihatin dengan semakin banyaknya pasien anak di bawah umur gara-gara produk perawatan kulit. Apa saja pemicunya?


Ingin Tampil Lebih Menawan, Perhatikan 5 Hal Berikut sebelum Operasi Plastik

20 Januari 2024

Ilustrasi operasi plastik. Freepik.com/Nensuria
Ingin Tampil Lebih Menawan, Perhatikan 5 Hal Berikut sebelum Operasi Plastik

Buat yang ingin tampil lebih cantik, ada lima hal penting yang perlu dirinci dan diperhatikan sebelum melakukan bedah kecantikan atau operasi plastik.


Jangan Asal Pakai, Begini Cara yang Benar Memakai Sunscreen

20 Januari 2024

Ilustrasi memakai tabir surya atau sunscreen untuk anak. Freepik.com
Jangan Asal Pakai, Begini Cara yang Benar Memakai Sunscreen

Penggunaan sunscreen menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan dan kecantikan kulit.


Apa Arti Beauty Privilege? Ketahui Dampak yang Ditimbulkan

17 Januari 2024

Arti beauty privilege merujuk pada fisik seseorang yang cantik sehingga mudah diterima dan mendapat banyak kesempatan. Berikut ini dampaknya. Foto: Canva
Apa Arti Beauty Privilege? Ketahui Dampak yang Ditimbulkan

Arti beauty privilege merujuk pada fisik seseorang yang cantik sehingga mudah diterima dan mendapat banyak kesempatan. Berikut ini dampaknya.


Tren Perawatan Kecantikan Canggih yang Semakin Diminati di 2024

4 Januari 2024

Ilustrasi perawatan kecantikan. shutterstock.com
Tren Perawatan Kecantikan Canggih yang Semakin Diminati di 2024

Pakar mengungkapkan tren perawatan kecantikan pada 2024 menawarkan berbagai macam perawatan estetika inovatif, khususnya yang berbasis teknologi.