TEMPO.CO, Jakarta - Nikotin yang berasal dari asap pembakaran rokok, kemudian menempel di berbagai benda, bisa bertahan berbulan-bulan, dan membahayakan bagi orang yang menghirupnya. Begitu kata Ketua Divisi Penyakit Paru Kerja dan Lingkungan RSUP Persahabatan dr Agus Dwi Susanto.
Dalam diskusi bahaya asap rokok di Jakarta, Jumat, 27 Januari 2017, Agus mengatakan asap rokok yang menempel dan menetap di berbagai benda seperti baju, topi, sofa, tirai, dan karpet bisa membahayakan orang di sekitar yang menghirupnya apabila terus terakumulasi.
Baca juga:
Agus menjelaskan, third hand smoke adalah orang yang menghirup zat-zat berbahaya pada rokok dari benda-benda yang terpapar asap rokok. Sementara second hand smoke adalah perokok sekunder atau orang yang menghirup langsung asap rokok dari perokok di sekitarnya, juga biasa disebut perokok pasif. "Kalau terakumulasi bisa menyebabkan berbagai penyakit berbahaya yang disebabkan oleh rokok," kata Agus.
Dia menjelaskan benda yang tertempel oleh nikotin harus segera dibersihkan karena apabila dibiarkan akan bertahan berbulan-bulan. "Menghilangkan nikotin itu sulit. Kalau menempel di tembok harus benar-benar dikerok dan dicat ulang," katanya.
Agus menjelaskan, penelitan RSUP Persahabatan baru-baru ini di wilayah Jakarta Timur, menunjukkan anak-anak dan ibu yang tinggal serumah dengan ayah yang merokok memilki kadar nikotin dalam urine lebih tinggi empat sampai lima kali lipat dibanding dengan keluarga yang tidak merokok.
Jika terpapar asap rokok secara langsung maupun tidak langsung secara kontinyu bisa mengakibatkan berbagai penyakit seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), jantung, kanker, stroke, dan lainnya. Penyakit yang timbul karena disebabkan terpapar asap rokok secara langsung atau tidak langsung, kata Agus, biasanya muncul setelah 10 tahun.
Artikel lain:
Yang Harus Dilakukan agar Terhindar dari Diabetes
Deteksi Diabetes dari Lingkar Pinggang dan Lama Duduk
Cegah Penyakit Jantung Koroner dengan Makanan Kaya Serat