TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian ibu merasa risi ketika harus menyusui di depan umum. Akibatnya, ibu memilih memompa ASI dan memberikannya kepada anak ketika dibutuhkan. Padahal menurut psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, menyusui layak dilakukan di manapun dan kapanpun saat anak membutuhkannya.
"Selalu ingat bahwa akan lebih baik menyusui secara langsung dari payudara, baik di ruang menyusui atau menutupnya dengan celemek menyusui ketika tidak tersedia ruang menyusui," ujarnya. Sebab, menurut psikolog yang akrab disapa Nina ini, menyusui merupakan salah satu cara ibu membangun bonding dengan buah hatinya.
Bonding ini akan mendorong timbulnya ketergantungan atau attachment, yang merupakan hubungan mesra timbal balik antara anak dengan ibunya. Berbeda dengan bonding yang sifatnya satu arah, hanya dari ibu kepada anak, attachment terjadi dua arah. "Misalnya, saling tersenyum, saling menyambut, anak menyambut tangan ibunya dengan minta digendong, atau saling ingin bersama," tambahnya.
Selain menimbulkan ketergantungan, kontak langsung antara ibu dan bayi juga menstimulasi seluruh indera anak. "Ini penting sekali untuk mencerdaskan anak." Jika ibu belum merasa yakin berani menyusui di depan umum, Anna menyarankan untuk membaca lebih banyak artikel tentang menyusui atau berkonsultasi dengan teman atau orang yang memiliki sikap positif tentang menyusui.
Anna juga mengingatkan para ibu agar tidak terpengaruh dengan pandangan negatif dari sebagian orang yang mungkin kurang setuju dengan kebiasaan menyusui di depan umum. "Kalau orang mau berpendapat begitu, silakan saja. Ibu enggak usah terpengaruh," ujarnya.
Berita lainnya:
Ini Penyebab Payudara Ibu Menyusui Bengkak
Tutupi Payudara Saat Menyusui, Ajari Budaya Malu pada Anak
Jangan Malas Menyusui, ASI Kurangi Serangan Infeksi Telinga