TEMPO.CO, Jakarta - Anak menginjak usia remaja biasanya mulai tertarik dengan lawan jenis dan mengenal konsep pacaran. Kebanyakan orang tua bingung menentukan sikap jika menghadapi hal ini. Melarang atau membiarkan? Pilihan kedua jelas berat dilakukan. Tentu orang tua sudah mengetahui risiko-risiko dari percintaan yang terjadi pada usia remaja.
Idealnya, orang tua sudah mulai mengenalkan konsep pacaran jauh sebelum semua itu terjadi, misalnya ketika anak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Psikolog Ajeng Raviando menganjurkan para orang tua memulainya dengan membagikan cerita tentang konsep pacaran berdasarkan pengalaman orang tua kepada anak.
"Orang tua bisa menceritakan pengalaman ketika pacaran kepada anak. Contohnya, 'Dulu Mama sama Papa pacaran ketika sudah kuliah, lho. Dan meski pacaran, Mama sama Papa tetap fokus belajar’," tuturnya. Tujuan dari cerita itu adalah anak memperoleh pembekalan dan tidak mengikuti informasi dari pihak luar yang belum tentu benar.
Jika pembekalan tersebut tidak diberikan orang tua dan anak telanjur berpacaran sebelum waktunya, orang tua wajib memberikan pendampingan kepada anak. "Beri tahu anak apa saja dampak dari pacaran itu." ujar Ajeng.
Orang tua, menurut Ajeng, tidak disarankan memaksa anak putus dengan pacarnya. Sebab, cara ini bisa memicu anak menarik diri dari orang tuanya.
Berita lainnya:
Saat Ego Anak Kecil Mirip Remaja
Bila Jatuh Cinta kepada Kekasih Sahabat, Mesti Bagaimana?
Pacar di Lingkaran Teman Tak Menjamin Hubungan Langgeng