Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Masalah Karier yang Sering Dialami Lulusan Baru  

image-gnews
Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.COJakarta - Bicara kesuksesan tidak lepas dari kemampuan dan perilaku setiap individu. Kemampuan yang mumpuni, jika tidak didukung perilaku yang baik ketika bekerja, akan menjadi ganjalan bagi kesuksesan.

Tim Elmore—motivator masalah remaja dan parenting, penulis buku-buku laris, seperti Habitudes: Images that Form Leadership and Attitudes, Helping Kids Meet the Challenge of Becoming Authentic AdultsNurturing the Leader Within Your Child, juga pendiri Growing Leaders, organisasi yang mendorong pemuda untuk menjadi calon pemimpin masa depan—mengamati adanya beberapa perilaku dan kebiasaan para pemuda yang baru memasuki dunia kerja, yang menghambat kesuksesan mereka kelak. 

Menurut pengamatan Elmore, para pekerja profesional muda di tahun pertama banyak menunjukkan gejala ketidaksiapan memasuki dunia kerja. Ketidaksiapan itu memunculkan banyaknya asumsi yang salah mengenai dunia kerja di mata mereka.

Setelah melakukan survei terhadap para pekerja yang baru menjalani tahun pertama, Elmore berkesimpulan ada tujuh kebiasaan dan perilaku negatif para pekerja usia muda yang menghambat kesuksesan mereka.

1. Tidak mau memulai dari bawah
Banyak orang yang merasa cocok untuk pekerjaan kelas atas karena memiliki pendidikan tinggi. Mereka merasa beberapa jenis pekerjaan tidak layak untuk mereka. Perilaku ini membuat mereka yang baru lulus memilih pekerjaan. Tingginya kriteria mereka akan pekerjaan yang layak terkadang menjadi bumerang. Alhasil, di tahun pertama setelah lulus, kebanyakan lebih banyak menghabiskan waktu untuk mencari pekerjaan daripada bekerja.

2. Kurang sabar dan ulet
Para lulusan baru berasumsi, begitu berhasil mendapatkan pekerjaan pertama, mereka akan mendapatkan promosi jabatan setidaknya dalam enam bulan berikutnya. Mereka juga mengharapkan kenaikan gaji dan tunjangan lain di tahun yang sama tanpa banyak usaha. 

3. Bermasalah dengan otoritas
Mayoritas pekerja baru di tahun pertama mengaku menghadapi masalah dengan otoritas. Mereka mengalami kesulitan menjalani dan memahami kebijakan, peraturan, dan parameter kerja. Mereka merasa sistem itu sesuatu yang membingungkan. Kesulitan beradaptasi ini membuat mereka menjadi kutu loncat yang gemar bergonta-ganti pekerjaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Kurang inisiatif
Pekerja muda sering kali gagal mendemonstrasikan kemampuan mengambil risiko dan ada kekhawatiran melangkah keluar dan memimpin. Mereka terlalu pasif dan tidak berani mengambil inisiatif sehingga lambat meraih prestasi dan menjadi pusat perhatian di tempat kerja.

5. Etos kerja lemah
Para lulusan baru tidak memiliki keberanian klasik. Mereka lebih sering menunjukkan ketidakinginan menangani pekerjaan di luar deskripsi kerja dan melakukan apa pun demi menyelesaikan tugas. Sangat perhitungan ketika menyangkut urusan pekerjaan. Padahal ada kesempatan emas mempelajari kemampuan lain ketika mengerjakan hal baru. Seseorang yang luwes dan tidak pilih-pilih pekerjaan berpotensi memiliki kemampuan melakukan hal lebih banyak dibanding rekan-rekannya. 

6. Kurang bertanggung jawab
Kebanyakan pekerja baru tidak mampu atau tidak mau mengemban tanggung jawab atas sebuah pekerjaan. Seolah-olah mereka hanya ingin menyewa pekerjaan, bukan memiliki. Hal ini biasa dipicu pemikiran, seorang pegawai junior memiliki tanggung jawab berbeda, yang tentunya lebih sedikit dibanding pegawai senior.

7. Tidak punya kemampuan mengatasi konflik
Konflik dan dunia kerja tidak bisa dipisahkan. Di mana pun bekerja, pasti ada konflik yang menyertainya. Hanya saja jenis dan kadar keseriusan konfliknya mungkin berbeda. Para pekerja baru biasanya mengalami kegagalan dalam menghadapi dan menyelesaikan konflik di tempat kerja. Mereka lebih memilih lari dari masalah daripada menyelesaikannya. Ujung-ujungnya, membuat surat pengunduran diri, lalu memulai dari awal di tempat yang baru. Pola ini akan terus berulang apabila tidak diatasi. 

TABLOID BINTANG

Artikel lain:
Kebiasaan Buruk akibat Terlalu Nyaman di Tempat Kerja
Cara Efektif Perluas Jaringan Kerja
Zumba Versi Baru Diprediksi Populer di 2017

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

4 hari lalu

TalKshop Hari Kartini bertajuk 'Perempuan dan Perannya '/Nakara
Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

9 hari lalu

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.


4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

11 hari lalu

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

15 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

15 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier. Foto: Canva
Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.


Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

8 Januari 2024

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis? Foto: Canva
Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?


Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

31 Desember 2023

Lee Dong Wook. Instagram.com/@leedonwook_official
Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan


Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

8 Desember 2023

Marina Beauty Journey 2023 di Lombok, Bintang Marina/Marina
Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.


Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

11 November 2023

Career Hallway AIESEC di Universitas Sumatera Utara
Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier