TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana rasanya makan di dalam penjara? Sensasi semacam itu bisa dicoba di Mie Jambret. Berdiri sejak Juni 2016, Mie Jambret menjadi salah satu tempat yang cukup ramai dikunjungi di Jalan Margonda, Depok, terutama pada saat akhir pekan. "Mie pedas level-levelan, konsep penjara", demikian bunyi tulisan yang terpampang di bagian luar bangunan berlantai tiga tersebut.
Begitu kaki melangkah di pintu masuk, para karyawan restoran akan berkata, "Ada tahanan baru, selamat datang!" Lucu juga rasanya, karena, kalau benar-benar masuk penjara, pasti tidak akan mendapat sambutan manis seperti itu. Lagi pula, siapa yang senang ketika masuk penjara? Tapi itulah Mie Jambret.
Sesuai dengan nama tempatnya, mi adalah menu andalan rumah makan ini. "Menu di sini home made. Semua bahan baku diproduksi sendiri, bumbunya diracik sendiri, bukan pakai bumbu jadi," ujar Ratna Tri, Supervisor Mie Jambret, kepada Tempo.
Nikmati video sensasi lezatnya mi jambret
Baca juga:
Mie Jambret mengusung konsep swalayan. Pembeli datang, memesan, membayar, dan mengambil sendiri pesanannya dari meja kasir. Dengan demikian, tak ada beban untuk membayar biaya pelayanan. "Yang kami bebankan hanya PPN 10 persen tanpa service charge. Mungkin yang baru berkunjung merasa aneh, tapi inilah keunikan kami," tutur Ratna.
Setelah pesanan jadi, nama pembeli akan dipanggil lewat pengeras suara yang disetel lantang dan sember, persis suasana ketika sipir memanggil tahanan. Menu pun disajikan menggunakan piring dan gelas yang terbuat dari stainless steel ala penjara.
Beberapa menu mi diberi nama yang mencerminkan tingkat kepedasannya. Misalnya, Mie Jambret Salah Tangkap untuk pedas level 1 atau setara dengan lima buah cabai. Ada pula Mie Jambret Masa Percobaan untuk level pedas 10 buah cabai. Bagi yang punya nyali, bisa mencoba tantangan Mie Jambret Hukuman Mati yang menggunakan 100 buah cabai.
Semangkuk mi dipatok dengan harga mulai dari Rp 13 ribu per porsi. Sedangkan mi dengan topping seperti katsu, ayam mentok, sayap ayam, chicken ball, dan ceker ayam diberi harga mulai dari Rp 25 ribu per porsi.
Selain mi, ada sajian nasi goreng hitam yang berisikan buah kluwek atau pucung. Juga ada nasi bakar empal, ayam, atau teri. Menu ini bisa menjadi alternatif jika tak ingin memesan mi. Harga yang dipatok untuk seporsi nasi ini mulai dari Rp 18 ribu. Menu lain, seperti siomay dan dimsum, juga bisa menjadi pilihan saat tak terpikir untuk mencerna makanan berat.
Sayangnya, tak banyak pilihan minuman dalam menu Mie Jambret. Hanya ada minuman bersoda, jus jagung manis, dan es campur. Menu minuman dinamai berdasarkan jenis pelaku kejahatan, seperti begal, koruptor, bandit, mafia, preman, bandar, teroris, dan copet.
Konsep rumah tahanan pada restoran Mie Jambret tak hanya diterapkan dalam menu-menunya, tapi juga pada interior ruang. Ya, dari luar sudah terlihat bagaimana jeruji besi dominan memenuhi ruangan. Setiap lantai dibagi dalam beberapa blok, misal blok L untuk tahanan narkoba dan blok K untuk tahanan korupsi.
Tembok ruangan dicat abu-abu dengan penerangan temaram. Hampir seisi ruangan penuh dengan papan informasi berisi pesan-pesan ala Komisi Pemberantasan Korupsi dan kepolisian. Ada larangan berbuat kejahatan, imbauan menghindari narkoba, menjauhi korupsi, dan lain sebagainya. "Tujuannya untuk mengedukasi pengunjung," ucap Ratna.
Ni Wayan Santi Dewi, salah seorang pengunjung pada malam itu, menyukai konsep unik ini. Bagi dia, desain dan menu Mie Jambret membuat pengunjung merasakan suasana suram makan di penjara. Soal makanan, Dewi menilai, nasi bakar di tempat tersebut justru lebih lezat ketimbang menu minya. "Kekurangannya, ruangan ini tidak dilengkapi dengan penyejuk ruangan yang memadai," tutur karyawan swasta tersebut.
Lain pendapat dari Aveliansyah, warga Depok yang bekerja di badan usaha milik negara. Dia menilai porsi makanan yang disajikan kurang proporsional. "Wadah makannya besar, namun isinya tak sebanding," ujar Aveliansyah.
Kekurangan lainnya, lahan parkir rumah makan ini tidak memadai bagi pengendara mobil. Di luar itu, Mie Jambret bisa menjadi opsi bagi Anda yang ingin merasakan suasana makan yang berbeda dari tempat lainnya. Yang paling penting, banyak sudut instagramable yang bisa digunakan untuk selfie.
AISHA SHAIDRA
Berita lainnya:
Menjajal Menu Peranakan di Meradelima
Menikmati Hidangan Italia Selatan di Pesto Autentico
Rahasia Membuat Kue Lapis Jepang Otaru Baumkuchen