TEMPO.CO, Jakarta - Tubuh sudah dirancang untuk mengirimkan sinyal bila ada sesuatu yang tak beres. Namun kita sering terlalu sibuk untuk mendengarkan ‘suara’ peminta perhatian tersebut. Banyak orang yang sudah melihat dan menyadari tanda-tanda ketidakseimbangan hormon setiap harinya. Tapi kebanyakan dari mereka mengabaikannya sampai bertahun-tahun. Tidak memberi perhatian serius dan berusaha mengatasinya.
Ketidakseimbangan hormon sering memicu kelebihan berat badan dan cara mengatasinya tak cukup dengan diet saja. Tubuh tetap saja gemuk meski pola makan sudah diperbaiki dan olahraga semakin rutin. Berikut ini masalah ketidakseimbangan hormon yang bisa memicu kegemukan, seperti dilansir Rodale Wellness:
1. Hypothyroidism
Kekurangan hormon tiroid bisa membuat sistem tubuh melambat. Para penderita hypothyroidism akan merasakan kelelahan, cenderung banyak tidur, sembelit, dan berat badan naik. Kulit juga sangat kering, rambut rontok, rambut bercabang, kuku pecah-pecah, kurang berkeringat saat berolahraga, tidak subur, daya ingat lemah, depresi, libido menurun, sering merasa dingin, dan tak mampu menurunkan berat badan adalah gejala lain masalah ini.
2. Kelebihan insulin
Insulin adalah zat penting yang fungsi utamanya memproses gula dalam aliran darah, membawanya ke sel-sel untuk digunakan sebagai sumber tenaga atau menyimpannya sebagai lemak. Ada beberapa penyebab kelebihan insulin, tapi yang paling sering adalah stres, mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat tak sehat, serta kurang asupan protein, lemak, dan serat.
Gejala kelebihan insulin adalah jantung berdebar, banyak berkeringat, kurang konsentrasi, lemah, lesu, dan gelisah. Sayangnya, kita merespons semua gejala itu dengan berpikir sedang lapar dan mengatasinya dengan makan dan minum yang manis. Akibatnya berat badan bertambah dan meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.
3. Ketidakseimbangan serotonin
Serotonin memegang peranan penting dalam suasana hati, emosi, daya ingat, dan keinginan untuk makan, terutama yang mengandung karbohidrat, kebiasaan tidur, pencernaan, dan pengaturan temperatur tubuh. Ketika merasa depresi, kita cenderung untuk mengkonsumsi makanan manis untuk merangsang produksi serotonin. Padahal untuk memproduksi serotonin, tubuh hanya butuh banyak sinar matahari, pola makan sehat yang mengandung protein, mineral, dan vitamin, olahraga teratur, dan cukup tidur.
4. Terlalu banyak kortisol
Ketika sedang mengalami stres berat, apakah itu fisik atau mental, nyata atau hanya khayalan, tubuh melepaskan hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Melalui berbagai interaksi hormon yang rumit, stres berkelanjutan menyebabkan nafsu makan menggila, metabolisme menurun, dan lemak perut menumpuk.
5. Ekstra estrogen
Para peneliti menemukan fakta bahwa kelebihan estrogen berisiko obesitas, baik pada pria maupun wanita, sama seperti bila pola makan buruk dan kurang berolahraga. Estrogen berlebih disebabkan dari dalam tubuh dan dari lingkungan atau makanan, seperti kandungan racun pestisida, herbisida, dan hormon pertumbuhan. Kelebihan estrogen juga terjadi pada wanita dalam masa pramenopause sehingga terjadi penimbunan lemak pada pinggul dan sulit menurunkan berat badan.
6. Kurang testosterone
Testosteron bisa meningkatkan libido, kepadatan tulang, massa otot, kekuatan, motivasi, daya ingat, pembakaran lemak, dan pembentukan kulit, baik pada pria maupun wanita. Ketika kadar testosteron turun, biasanya terjadi peningkatan lemak tubuh dan berkurangnya massa otot, meski kita sudah mengatur pola makan dan berolahraga. Masalah testosteron biasanya berhubungan dengan penambahan usia, obesitas dan stres.
PIPIT
Berita lainnya:
Mengetahui Kaitan Perasaan dan Organ Tubuh
Ingin Kerja Bahagia? Gaji Besar Bukan Targetnya
Pria Wajib Tahu, Apa Alasan Sebenarnya Dia Menerima Pinangan Anda