TEMPO.CO, Jakarta - Kebaya menjadi salah satu pakaian tradisional yang harus dilestarikan sebagai akar budaya bangsa. Pelestarian itu bisa dilakukan melalui penggunaan kebaya di setiap kesempatan, tidak hanya pada acara resmi.
Bagi Menteri Koordinator Pembangunan dan Manusia Puan Maharani, kebaya bukan hanya pakaian tradisional, tapi juga memiliki filosofi khusus. “Kebaya adalah ikon budaya wanita Indonesia yang mengayomi,” katanya saat membuka fashion show Pesona Kebaya Nusantara, di Ballroom Rafles Hotel, Jakarta, Rabu, 7 Desember 2016.
Puan menceritakan dia mengetahui model kebaya kutu baru serta model kebaya lainnya di berbagai provinsi di Indonesia dari neneknya, Fatmawati Soekarno, saat menjadi Ibu Negara. “Kebaya yang tadinya pakaian tradisional oleh Bung Karno dijadikan sebagai pakaian nasional dan wajib dipakai pada setiap acara kenegaraan,” ujarnya.
Sampai sekarang, setiap ibu negara selalu memakai kebaya sesuai ciri khasnya. Tidak hanya ibu negara, setiap perempuan Indonesia yang memakai kebaya akan menjadi contoh pelestarian budaya bagi generasi muda. “Kita punya baju yang sangat elegan, yang memperlihatkan kekokohan dan kelembutan seorang wanita,” kata Puan.
Kini, Puan menilai masih banyak anak-anak muda yang tidak paham dan tidak mau memakai kebaya, padahal modelnya dapat dimodifikasi. Menurut dia, pemerintah berencana membuat buku yang tidak hanya menceritakan sejarah kebaya, tapi juga teknik membuat kebaya.
Puan mengapreasiasi kegiatan seperti fashion show ini, terlebih menjelang peringatan Hari Ibu pada 22 Desember mendatang. “Sepanjang tahun saya menghadiri kegiatan kebudayaan, baru kali ini saya hadir yang pesertanya cantik-cantik dan niat memakai kebaya, ini yang penting,” ujarnya. “Kebaya dan ibu melambangkan wanita Indonesia yang kuat, teguh, dan lembut."
NIA PRATIWI
Berita lainnya:
Strategi agar Bisa Diterima Bekerja Setelah Ditolak
Jangan Coba-coba Berkencan dengan 6 Tipe Lelaki Berikut
Perut Kosong, Jangan Menyantap Makanan dan Minuman Ini