TEMPO.CO, Jakarta - Selain berinvestasi pada tanah atau rumah, beberapa orang menjadikan emas sebagai bentuk “tabungan” untuk masa depan. Mereka menyimpan uang yang mereka miliki dalam bentuk emas alias berinvestasi emas. Investasi emas dinilai mudah dan menguntungkan, karena harganya yang terus berubah. Jika harga emas sedang bagus, otomatis para investor emas akan untung.
Terdengar menggiurkan? Jika Anda ingin mencoba investasi dalam bentuk emas, sebaiknya hindari enam hal berikut ini.
Baca Juga:
1. Membeli emas tanpa memegang fisiknya
Teknologi yang semakin canggih membuat investasi cukup mungkin dilakukan secara online. Tapi, untuk investasi emas, sebaiknya jangan pernah coba-coba melakukannya karena sangat berisiko. Jangan pernah mau berinvestasi emas tanpa menerima fisik emas tersebut meski diberikan tawaran keuntungan yang menggiurkan.
Namun, kalau sudah telanjur membeli emas tanpa memegang bentuk fisik, pastikan pihak yang menyimpan emas dapat dipercaya, dan emas itu disimpan di tempat aman yang bisa diambil kapan pun.
2. Membeli emas dalam bentuk perhiasan
Jika tujuan Anda berinvestasi, jangan membeli emas dalam bentuk perhiasan. Sebab, akan ada komponen biaya pembuatan saat pembelian dan saat dijual. Biasanya toko emas tidak hanya menghitung kadar dan beratnya, tapi juga biaya pembuatan perhiasan. Makin rumit bentuk emas itu, makin mahal ongkos yang dikeluarkan.
Daripada berisiko, ada baiknya membeli logam mulia (LM) murni standar 99,99 persen, produksi dan bersertifikat PT Aneka Tambang (Antam). Anda bisa membeli emas Antam di Antam langsung, Pegadaian, atau toko emas, tapi pastikan toko emas itu memiliki sertifikat asli dari Antam. Selain di Antam, Anda juga bisa membeli emas di Pegadaian, karena BUMN ini juga mengeluarkan emas dengan cap Pegadaian.
3. Sembarangan menyimpan emas
Perlakukan emas sebagai investasi yang perlu dijaga, sehingga Anda tidak menyimpannya sembarangan. Pilihlah tempat penyimpanan emas yang aman. Bila jumlah emas yang Anda miliki sudah banyak, mulailah menitipkan emas ke bank atau Pegadaian supaya lebih aman. Meski disimpan, Anda tetap bisa mengambil emas tersebut kapan pun Anda butuhkan.
4. Membeli atau menjual emas di waktu yang tidak tepat
Ketika membeli emas, Anda harus memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk membelinya karena harga emas fluktuatif. Sebaiknya, Anda membeli ketika harga emas sedang murah dan menjualnya begitu harganya sedang tinggi. Karena itu, Anda harus bersabar untuk menunggu harga jual emas yang Anda inginkan jika mau menjual atau membelinya kembali. Jangan terburu-buru.
5. Membeli emas dengan berutang
Jangan membeli emas dengan berutang untuk investasi. Belilah logam mulia ini secara tunai. Bila dilakukan secara utang, Anda terikat untuk menjual atau membelinya. Lagi pula, emas adalah jenis investasi jangka panjang, sehingga akan sulit bagi Anda membayar utang pembelian emas yang butuh waktu cepat.
Saat ini banyak arisan yang dilakukan dalam bentuk emas. Cara ini mungkin baik untuk menabung, tapi kurang cocok untuk menjadikan emas yang diperoleh sebagai investasi.
6. Membeli emas berukuran besar
Sebenarnya membeli emas dalam ukuran besar lebih menguntungkan dibanding ukuran kecil karena harga per gram-nya akan lebih murah. Tapi, untuk membeli dalam ukuran besar, Anda memang harus memiliki dana yang cukup besar. Selain itu, Anda harus tahu bahwa emas dalam bentuk batangan atau ukuran besar akan lebih sulit dijual dibanding emas berukuran kecil.
Karena itu, jika Anda ingin menggunakan emas untuk bisa dicairkan setiap waktu, Anda perlu investasi emas berukuran kecil. Jadi sesuaikan saja investasi emas dengan kebutuhan. Atau bisa saja Anda kombinasikan antara ukuran kecil dan besar.
Berita lainnya:
Cara Mudah Jadi Langsing secara Alami tanpa Obat
Ayo Bersihkan Bagian Dalam Mobil agar Tak Jadi Sarang Kuman
Jangan Anggap Sepele bila Ada yang Tak Beres pada Tubuh