Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nikah Muda dan Gaya Hidup, Pemicu Kanker Payudara dan Rahim

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org
Ilustrasi Kanker Serviks. Cancerbox.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Yayasan Kanker Indonesia Aru Wisaksono Sudoyo prihatin terhadap data yang dikeluarkan Sistem Informasi Rumah Sakit pada 2007. Data tersebut menunjukkan pasien rawat inap yang menderita kanker payudara menduduki urutan pertama di seluruh Indonesia. Angkanya mencapai 16,85 persen dari total keseluruhan pasien.

Tabir Surya Menolak Tua

Ironisnya, sebagian besar pasien menderita kanker payudara dan serviks. Kondisi ini semakin menyedihkan lantaran mayoritas penyintasnya masih berusia muda. Mengapa Indonesia begitu rentan terhadap kanker payudara dan serviks?

Aru menjelaskan, penyebab utama munculnya dua jenis kanker pada perempuan ini ialah budaya pernikahan dini yang masih akrab dengan masyarakat. "Khususnya masyarakat di daerah dengan tingkat ekonomi yang rendah," katanya saat dijumpai di Senayan City, Jakarta Pusat, Minggu 22 Oktober 2016.

Ditilik dari musababnya, kanker ini berkembang di dalam tubuh perempuan yang menikah muda lantaran saat hamil hormon estrogennya naik. Hormon estrogen adalah  hormon yang penting untuk perkembangan seksual dan reproduksi, terutama pada perempuan.  Estrogen disebut juga sebagai hormon seks pada perempuan.

Selain itu, Aru melanjutkan, kanker payudara dan kanker rahim bisa dipicu pola hidup yang tak sehat. Misalnya dari makanan yang dikonsumsi. Perempuan seharusnya banyak makan buah dan sayur. Pilih buah yang mengandung antioksidan tinggi. Cirinya adalah buah berwarna. "Perempuan yang terbiasa makan sayur dan buah empat kali sehari kemungkinan kena kanker payudara berkurang 30 persen," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mengurangi angka penderita kanker payudara dan serviks, Yayasan Kanker Indonesia bersama pemerintah menggalakkan edukasi kepada masyarakat. Caranya melalui berbagai kegiatan, seperti workshop hingga peragaan busana yang menggandeng desainer Tanah Air. Sasarannya agar perempuan paham dan peduli terhadap kesehatannya. Sebab, selama ini, pasien-pasien kanker payudara tidak pernah memerikasa atau mengecek gejala yang muncul.

FRANCISCA

Berita lainnya:
Trik Padu Padan Penampilan Monokrom
JFW 2017, Gaya Hijabers Edgy Vs Feminin
Jalan Terang Abineri Ang untuk Para Desainer Muda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

7 April 2024

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.