TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun, banyak pasien mendapatkan vaksin flu. Vaksin tidak melalui jarum suntik, melainkan lewat metode semprot vaksin flu melalui hidung yang dikenal dengan istilah LAIV (vaksin influenza hidup yang dilemahkan).
Ternyata vaksin yang disemprot melalui hidung tidak bekerja efektif, meskipun berdasarkan hasil penelitian pada 2002-2003 dan 2004-2005 menunjukkan vaksin flu semprot hidung efektif dibanding melalui jarum suntik saat musim flu menyerang anak-anak usia 2-8 tahun. Namun, penelitian beberapa tahun terakhir menjelaskan, vaksin tersebut tidak bekerja efektif. Data pada 2015-2016 menunjukkan, vaksin semprot hanya memberikan 3 persen perlindungan dibandingkan dengan 63 persen suntikan.
Para peneliti tidak mengetahui mengapa vaksin semprot hidung tidak efektif. Biasanya, vaksin dari virus hidup yang dilemahkan cukup efektif karena mereka meningkatkan kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan yang lebih baik. Hal ini tentu sangat membingungkan karena penelitian sebelumnya menunjukkan hal tersebut lebih efektif dibanding suntikan.
Dalam kajian ulang penelitian sebelumnya, virus H1N1 menjadi faktor besar dalam penyakit flu. Untuk beberapa alasan, vaksin flu nasal spray tidak efektif terhadap jenis influenza. Selain itu, dalam penelitian, banyak anak yang baru pertama kalinya mendapatkan vaksin flu, karena cara tubuh bereaksi berbeda pada vaksinasi yang kedua, ketiga, atau kesepuluh.
Setelah penelitian vaksin flu nasal spray tidak efektif, dokter anak disarankan tidak memberikannya lagi. Para peneliti di Centers for Disease Control and Prevention (CDC) terus mengkaji hal itu guna membantu para dokter memberikan perawatan yang lebih baik terhadap pasien, seperti dilansir Harvard Health Publications.
DINA ANDRIANI
Baca juga:
Makanan Sahabat Jantung Sehat Versi Ahli Gizi
Mendeteksi Penyakit dari Feses
Yang Harus Dipilih dan Dihindari Penderita Hipertensi