TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti University of California, Irvine (UCI), Amerika Serikat, menemukan bahwa siswa yang bermasalah dalam hal berhitung kecil kemungkinan untuk lulus dari sekolah tinggi.
Profesor pendidikan Greg Duncan dari UC Irvine Distinguished menjelaskan, kesiapan sekolah, kemampuan, dan perilaku anak dapat memprediksi keberhasilan akademis anak.
"Kebanyakan guru TK mengakui ketidakmampuan untuk mengikuti arah, kesulitan bekerja mandiri atau dalam kelompok, dan kurangnya kemampuan akademis sebagai faktor transisi yang sulit di lingkungan sekolah," katanya.
Sebuah hasil penelitian Dewan Riset Nasional mengemukakan bahwa kemampuan sosial dan emosional sama pentingnya dengan kemampuan bahasa dan kemampuan kognisi dalam mencapai prestasi. Laporan lain menekankan pentingnya keterampilan linguistik sejak dini. Adapun Dewan Nasional Guru Matematika menekankan kualitas kemampuan matematika pada umur 3-6 tahun.
Untuk mengatasi masalah ini, Duncan dan rekannya melakukan identifikasi enam set data berbasis populasi—yang melibatkan 16.387 anak—dalam kemampuan membaca dan kompetensi matematika, konsentrasi, perilaku sosial, dan perilaku antisosial. Data diambil saat anak masuk sekolah pada tahun sekolah dasar atau menengah.
"Kami menemukan bahwa hanya tiga yang menentukan keberhasilan akademis: dasar membaca, matematika dasar, dan konsentrasi, dengan prediksi kemampuan matematika dasar yang paling konsisten," ujar Duncan.
Hasil analisisnya menunjukkan perilaku kemampuan akademis sejak dini menentukan kesuksesan skolastik berikutnya—kemampuan matematika dasar lebih berperan dari kemampuan awal membaca. Duncan menguraikan, "Jika kesiapan sekolah didefinisikan sebagai kemampuan dan perilaku yang baik untuk menentukan keberhasilan akademis berikutnya, berhitung dan kemampuan membaca lebih penting daripada perilaku sosial-emosional."
Dia dan Katherine Magnuson dari University of Wisconsin-Madison menyelesaikan penelitian berikutnya menggunakan dua set data 2.843 anak dan prestasi serta konsentrasi dan perilaku. Mereka menyimpulkan bahwa anak dengan kemampuan matematika dasar yang rendah kecil kemungkinan untuk berhasil dalam perkuliahan. Anak-anak dengan masalah matematika yang berkelanjutan di sekolah dasar 13 persen kemungkinan untuk lulus kuliah lebih kecil dan 29 persen kemungkinan untuk menghadiri kuliah juga lebih kecil.
"Tahap berikutnya dari penelitian berfokus pada mengapa keterampilan matematika—yang menggabungkan kompetensi konseptual dan prosedural—menentukan pencapaian prestasi berikutnya," tutur Duncan. "Evaluasi eksperimental program matematika dasar berfokus pada keterampilan tertentu dan kemampuan membaca anak-anak bisa membantu mengidentifikasi hilangnya hubungan klausul antara keterampilan awal dan kesuksesan."
UCI.EDU | DINA ANDRIANI
Baca juga:
Jangan Sepelekan Dampak Kekerasan Psikis pada Anak
Mau Anak Pintar? Perbanyak Waktu Tidurnya, Moms...
Hadirkan Tokoh Superhero Jika Anak Tak Mau Makan