TEMPO.CO, Jakarta - Anda pasti sudah pernah mendengar istilah Alzheimer. Penyakit ini berkaitan dengan daya ingat seseorang, terutama yang sudah lanjut usia. Kita biasa mengenalinya dengan kepikunan. Nah, pernahkah terpikir oleh Anda apa yang menyebabkan terjadinya kepikunan itu?
Wangi tanpa Mandi
Jika plak terbentuk di luar sel-sel otak dan terjadi kekusutan molekul di dalam otak, akibatnya adalah kehilangan ingatan dan kemampuan berpikir yang nyaris tak terhentikan. Jika ayah atau ibu mempunyai Alzheimer pada usia berapa pun, risiko Anda mendapatkan Alzheimer sekitar 2 kali lebih tinggi dibanding orang yang tidak punya riwayat keluarga penyakit ini.
Menua adalah faktor yang meningkatkan risiko Alzheimer. Selain itu, kadar kolesterol tinggi, kurang olahraga, dan trauma kepala juga dapat meningkatkan risiko.
Cara mencegah Alzheimer:
Olahraga
Orang-orang yang lebih aktif di sepanjang hidupnya diduga kurang rentan mengembangkan Alzheimer dibanding orang yang kurang aktif. Untuk mendapatkan manfaat bagi otak dari aktivitas fisik, Anda tak perlu menjadi atlit. Sebuah studi terhadap perempuan lanjut usia menemukan, untuk setiap 1 mil jalan kaki per hari, risiko penurunan kognitif turun 13 persen. Olahraga melindungi otak dengan meningkatkan aliran darah dan meningkatkan pertumbuhan saraf.
Mengaktifkan mental
Semua aktivitas mental yang menantang otak baik untuk Anda. Semakin banyak dilakukan akan semakin baik. Dalam sebuah studi terkini di Albert Einstein College of Medicine, Bronx, New York, main kartu atau permainan papan, main instrumen, menulis atau membaca, dapat menurunkan risiko.
Asupan vitamin E
Vitamin E yang ditemukan dalam almond, melon, apel, kacang tanah, biji bunga matahari, minyak flaxseed, menunjukkan dapat melindungi neuron dari kerusakan. Menurut sebuah studi, mendapatkan angka kecukupan gizi (15 mg) sehari dapat menurunkan risiko sampai hampir 70%. Separuh dari jumlah ini bisa didapatkan dari 1 ons almond. Yang paling baik adalah mendapatkan vitamin E dari makanan. Studi-studi menunjukkan, suplemen tidak seefektif sumber makanan.
Bepergian
Menurut sebuah studi yang dilakukan University of Bordeaux II, Perancis, orang-orang lanjut usia yang bepergian berkemungkinan separuh lebih rendah menderita dementia dibanding yang tidak. Lingkungan baru dan aktivitas baru dapat membantu menjaga kecepatan otak tetap tinggi.
Berita lainnya:
Tak Hanya Lezat, 7 Makanan Ini Bikin Tubuh Lebih Bugar
Bunda, Jangan Ancam Ananda dengan Sesuatu yang Mustahil
Rumus Menentukan Seberapa Tinggi Sepatu yang Nyaman Dipakai