TEMPO.CO, Jakarta - Setelah “lulus” minum air susu ibu (ASI) eksklusif, bayi biasanya mulai diberi makanan pendamping ASI atau MPASI. Buah dan sayuran yang diolah menjadi puree merupakan bahan MPASI yang paling digemari. Alasannya, dua jenis makanan ini mengandung nilai gizi tinggi.
Melanie Yudiana Iskandar, dokter spesialis anak, menyayangkan pemahaman kebanyakan ibu yang kurang tepat itu. Menurut dia, buah dan sayur memang bernilai gizi tinggi dan mengandung serat, tapi sifatnya hanya mikronutrien. Sedangkan yang dibutuhkan bayi adalah jenis makanan yang sifatnya makronutrien.
“Bayi juga membutuhkan asupan kalori yang menjadi sumber energi, dan ini hanya bisa didapat dengan cara mengkonsumsi makanan mengandung karbohidrat, protein, dan lemak,” katanya. Kebiasaan orang tua yang hanya memberikan MPASI berupa buah dan sayur menjadi salah satu penyebab berat badan bayi turun drastis selepas masa ASI eksklusif.
Karena itu, ibu jangan cuma memberikan puree brokoli atau pepaya. Berikan juga puree yang terbuat dari makanan berkarbohidrat, seperti tepung beras, kentang, labu, atau ubi. "Jangan lupa asupan protein hewani yang berasal dari daging merah” ucap Melanie.
Buah, sayuran, dan karbohidrat juga bisa dicampur saat diberikan kepada bayi. Tapi perlu diperhatikan volume makanan yang diberikan. Jangan terlalu banyak dan tidak harus satu mangkuk.
Melanie menyebutkan dua atau tiga sendok makan setiap kali makan sudah sangat baik. "Ukuran perut bayi masih sangat kecil, tidak perlu dipaksakan banyak-banyak," tuturnya.
Baca juga:
Cara Bijak Menyampaikan Perceraian kepada Anak
Agar Tak Terpancing Emosi Saat Menghadapi Anak Nakal
Jangan Bosan Ingatkan Anak Soal 4 Bagian Tubuh Terlarang