TEMPO.CO, Bogor - Tidak sulit mencari kuliner mi yang satu ini di Bogor, terutama saat Ramadan tiba. Kuliner ini menjadi menu favorit masyarakat untuk berbuka puasa.
Mie sropot atau lebih dikenal dengan mi glosor sudah menjadi ikon kuliner Bogor. Sensasi rasa kenyal dan bentuknya yang khas akan diburu masyarakat sebelum azan Magrib berkumandang sebagai penanda berbuka puasa. Setiap bulan puasa, mi berbahan baku sagu aren berwarna warna kuning alami dari kunyit ini mengalami lonjakan permintaan dibanding bulan biasanya.
“Menjelang dan selama Ramadan, permintaan sangat tinggi karena sebagian besar warga Bogor menyajikan mi glosor saat buka puasa," kata Uwen Juaeni, 84 tahun, pembuat mi glosor di Pancasan Baru, Kota Bogor.
Dia mengatakan pada bulan biasa dia hanya memproduksi dua hingga empat ton mi glosor per hari. Namun satu minggu menjelang dan selama Ramadan, pabrik yang dikelola dari tahun 1975 itu menerima pesanan tiga hingga lima kali lipat per hari. "Karena menjadi menu khas buka puasa warga Bogor, permintaan sangat tinggi. Bisa mencapai 8 hingga 12 ton per harinya, dengan harga Rp 5.000 per kilogram," kata Uwen.
Satu minggu sebelum dan selama bulan puasa, Uwen bersama 10 orang pegawainya berupaya memenuhi pesanan pelanggan yang datang dari sejumlah pasar di Kota/Kabupaten Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. "Biasanya kami memasok mi glosor ini ke semua pasar tradisional, mulai Pasar Bogor, Leuwiliang, Cibinong, bahkan hingga Pasar Cipanas, Cianjur," ujarnya.
Rusminah, 32 tahun, seorang pembeli mi glosor, membenarkan ucapan Uwen. Rusminah memborong mi glosor untuk berbuka puasa. Dia mengatakan tidak sulit mengolah mi glosor karena cukup mencampurnya dengan irisan kol atau sawi, plus bumbu kacang. “Mi glosor disantap dengan sambal kacang saja sudah enak," katanya. “Bila ditambahkan gorengan, tambah lezat.”
M. SIDIK PERMANA
Berita lainnya:
7 Ciri-ciri Kekasih Posesif
Cara Baru Makan Es Krim: Dalam Pot
Segera Akhiri Hubungan Anda dengan Pria Seperti Ini