TEMPO.CO, Jakarta - Anjing terapi adalah hewan peliharaan yang bisa membantu memperbaiki kesehatan dengan memberi dukungan emosional. Hewan tersebut dilatih untuk menjadi anjing terapi dan bisa digunakan untuk diri sendiri atau membantu orang lain.
Anjing terapi tinggal di rumah orang yang dibantunya. Mereka juga bisa dibawa berkunjung ke rumah-rumah perawatan, sekolah, atau rumah sakit. Mereka dilatih untuk bersikap lembut, bersahabat, dan tak menolak dipeluk atau dibelai orang asing.
Anjing tersebut juga sabar dan tak pernah marah saat diganggu anak-anak. Selain anjing, hewan lain yang biasa digunakan untuk terapi adalah kucing, kelinci, burung, bahkan llama.
Anjing terapi berbeda dengan anjing pelayan. Anjing pelayan dilatih untuk melakukan berbagai tugas, seperti membantu pemiliknya yang cacat. Anjing terapi bertugas memberi rasa nyaman dan perhatian. Sikap manis dan rasa sayang yang mereka tunjukkan menjadi terapi buat mereka yang bermasalah dengan kesehatan, terutama mental.
Anjing terapi dinilai sangat membantu mereka yang menderita depresi, bipolar, autisme, trauma pascastres, dan penderita alzheimer. Menurut para ahli, orang yang baru saja menjalani operasi besar atau kecelakaan parah bisa pulih lebih cepat dengan bantuan anjing terapi.
Hampir semua jenis anjing bersahabat bisa dilatih menjadi anjing terapi, dari yang berukuran besar, seperti labrador, golden retriever, dan st bernard, sampai yang lebih kecil, seperti pudel dan pomeranian. Meski sikap anjing dipengaruhi jenisnya, cara mereka dibesarkan dan bagaimana temperamennya dibentuk juga ikut berpengaruh.
Untuk menjadi hewan terapi, anjing itu sebelumnya akan menjalani serangkaian tes, seperti respons terhadap suara-suara bising dan membingungkan, ditarik secara tiba-tiba, dan disodori beberapa alat bantu, misalnya kursi roda.
VERYWELL | PIPIT