TEMPO.CO, Jakarta - Jika melihat jejak kariernya, Irene Umar nampak berada di jalur cepat. Betapa tidak, di usia yang masih cukup muda, perempuan kelahiran 1984 ini telah menduduki kursi direktur di President University. Selain itu, dirinya juga tengah merintis bisnis sendiri di bidang tisu, Raja Tissue. Irene pulang ke Indonesia setelah kurang-lebih lima tahun berkarier di luar negeri dengan jabatan terakhir sebagai wakil direktur di Standard Chartered Bank Singapura.
Lulusan Perbankan dan Keuangan President University ini sudah bekerja ketika masih di bangku kuliah. Ia menjajal profesi sebagai penyiar radio di Kiss FM, hingga kemudian juga dikenal sebagai pembawa acara (master of ceremony/MC) di berbagai acara off air. Kuliah di President University, Irene mendapat beasiswa penuh.
Wanita yang menghabiskan masa SMP dan SMA-nya di Malaysia ini sangat aktif kala masih jadi mahasiswa. “Masa muda saya sangat puas, tetapi tetap menjaga GPA di atas 3,5 agar tetap terus mendapat beasiswa penuh,” katanya mengenang. Saking aktifnya kala kuliah, Irene dikenal baik oleh pemilik President University, yang juga pemilik Jababeka, Darmono. “Saya pernah jadi MC di acara Woman International Club di Jakarta dan acaranya Jababeka,” ujarnya. Kemampuan bahasa Inggris Irene yang mumpuni membuat karier MC-nya, terutama di acara internasional, melejit.
Irene melihat sepanjang kariernya ia dipenuhi keberuntungan. Dan, kunci utama kariernya adalah pantang menyerah dan mau belajar hal-hal baru. “Apa pun kondisi buruk yang kita hadapi, ambil positifnya,” ujarnya tegas. Irene merasa hal-hal yang dipelajari sejak dulu sangat membantu kariernya. “Maka, setiap bertemu kondisi sulit, saya selalu berpikir, ini mungkin diatur Tuhan untuk jadi bekal saya kemudian hari,” katanya.
Irene kini menjabat sebagai Direktur Perencanaan Strategis President University. Universitas yang didirikan 14 tahun lalu tersebut adalah universitas pertama di Indonesia yang memakai bahasa Inggris secara penuh. Irene menerima tawaran Darmono karena ia merasa pendidikan jadi panggilannya saat ini. Ia ingin President University menjadi universitas yang benar-benar memahami kebutuhan industri. “Mata kuliah marketing di sini, kalau mau lulus, kita harus create product bagaimana pricing, promotion dan lainnya seperti kita pemilik usaha,” ujarnya.
Baca Juga:
Berita lainnya:
Biang Gosip Kantor
Menteri Tjahjo Cek PNS Fiktif di Kemendagri
Kunjungan ke Luar Negeri, Ini Uang Saku Anggota DPRD DKI