TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya kadar gula darah bukan hanya dipicu oleh konsumsi gula berlebihan. Gaya hidup juga turut berkontribusi, seperti minum secangkir teh manis plus gorengan, menonton televisi hingga larut malam, lembur di kantor, stres berkepanjangan, dan minimnya waktu berolahraga.
Bila gaya hidup seperti ini terus-menerus dianut, diabetes bisa mampir lebih cepat. Berikut ini tujuh kebiasaan yang dapat memicu naiknya kadar gula darah.
Teh manis
Idealnya, pria dewasa perlu 1.900 kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori, bergantung pada kepekatannya. Jika Anda minum teh manis pagi-siang-malam, saat makan malam, bisa-bisa 1.000 kalori Anda dapatkan dari teh manis saja. Padahal Anda pasti makan nasi beserta lauk-pauk lengkap. Kelebihan kalori pasti melejitkan kadar gula darah dan bisa berujung pada obesitas dan diabetes. Jadi, batasi gula dua sendok per hari.
Gorengan
Jangan sekali-kali menjadikan gorengan makanan kegemaran. Kudapan ini mudah memicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes, dan stroke.
Minuman bersoda
Konsumsi minuman bersoda berbanding lurus dengan kenaikan berat badan dan risiko diabetes karena kandungan pemanisnya yang tinggi.
Kurang tidur
Kurang tidur akan mengganggu metabolisme tubuh. Hasil riset University of Chicago menyatakan kurang tidur selama tiga hari akan amat menurunkan kemampuan tubuh memproses glukosa. Kurang tidur juga merangsang sejenis hormon pembangkit nafsu makan. Risiko diabetes pun meningkat.
Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. Jumlah penderita diabetes di Vietnam, misalnya, diprediksi akan berlipat ganda sebab masyarakatnya lebih suka naik motor ketimbang sepeda. Mereka yang minim beraktivitas fisik punya risiko obesitas lebih tinggi dibanding yang rajin bersepeda atau berjalan kaki.
Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika Serikat yang melibatkan 4.572 sukarelawan menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik 22 persen. Risiko ini makin menanjak bila si perokok menganut pola makan buruk dan malas berolahraga.
Sering stres
Saat terkena stres, tubuh otomatis menambah produksi hormon epinephrine dan kortisol agar gula darah naik dan ada cadangan energi. Walhasil, orang yang mengalami stres cenderung makan terus-menerus. Tak mengherankan, stres berkepanjangan sering disebut ”bunuh diri pelan-pelan”.
MAJALAH TEMPO
Berita terpopuler lainnya:
Data Panama Papers Akan Dibuka 9 Mei 2016
Ini Tanda Suamimu adalah 'Anak Mami'
Jangan Kencan di Sini!